KABUL, KOMPAS.com - Kelompok Taliban pada Selasa (15/1/2019) mengklaim bertanggung jawab atas serangan bom truk dahsyat di Kabul yang menghancurkan lingkungan permukiman.
Setidaknya sebanyak empat orang tewas dan 113 orang lainnya terluka dalam insiden pada Senin (14/1/2019).
AFP mengabarkan, Taliban mengirim pesan yang berisi tentang ancaman melakukan lebih banyak serangan di ibu kota.
Baca juga: Taliban: AS Harus Pergi atau Bernasib Sama seperti Uni Soviet
Gertakan itu sebagai tanggapan atas penunjukkan mantan pemimpin intelijen dan veteran anti-Taliban, Amurallah Saleh, sebagai Menteri Dalam Negeri Afghanistan.
Ledakan pada Senin malam terjadi di dekat kompleks asing yang dijaga ketat.
Peristiwa tersebut juga bertepatan pada kedatangan para diplomat yang berupaya untuk mengakhiri perang 17 tahun di Afghanistan.
Footage shows ambulances returning from a blast scene in Kabul's PD9 -- near Green Village compound on Kabul-Jalalabad road. pic.twitter.com/e4KZx3jH3Z
— TOLOnews (@TOLOnews) 14 Januari 2019
Ledakan juga terasa di seluruh kota, yang awlanya menyebabkan kebingungan tentang lokasi serangan itu. Jendela rumah dan toko-toko di sekitar tempat kejadian hancur.
Juru bicara Taliban Zabiullah Mujahid mengatakan empat penyerang meledakkan sebuah truk berisi bahan peledak sebelum memasuki Green Village dan menewaskan banyak orang asing.
Namun, Kementerian Kesehatan Afghanistan menyatakan, sebanyak 4 orang tewas dan 113 orang luka-luka. Sebagian besar korban merupakan warga sipil Afghanistan.
Four Killed, 90 Wounded In Big #Kabul Blasthttps://t.co/2M0ucPz0vV pic.twitter.com/9o8CcfEuMr
— TOLOnews (@TOLOnews) 14 Januari 2019
Juru bicara Kementerian Dalam Negeri Afghanistan Najib Danish menuturkan, otoritas masih menyelidiki kemungkinan orang asing berada di antara para korban.
"Permukiman lingkungan sekitar mengalami kerusakan parah," katanya.
Baca juga: Taliban Rayakan Rencana AS Tarik Pasukan dari Afghanistan
"Unit pasukan polisi khusus dikerahkan untuk memastikan tempat kejadian tidak ada penyerang," imbuhnya.
Hingga kini, beberapa staf PBB masih tinggal dan bekerja di Green Village.
Danish menyebut, sebagian besar kompleks sudah dikosongkan dan hanya beberapa penjaga yang masih tinggal.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.