Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pemimpin Oposisi Venezuela Dibebaskan Satu Jam Usai Ditangkap

Kompas.com - 14/01/2019, 17:10 WIB
Veronika Yasinta

Penulis

Sumber AFP

CARACAS, KOMPAS.com - Pemimpin oposisi Venezuela sekaligus Presiden Majelis Nasional Juan Guaido dibebaskan satu jam usai ditangkap oleh agen intelijen pada Minggu (13/1/2019).

Guaido secara langsung menantang legitimasi Nicolas Maduro sebagai presiden, yang telah disumpah untuk memimpin kedua kalinya pada Kamis lalu.

Dia bahkan menyerukan pembentukan pemerintah transisi untuk menggelar pemilihan umum mendatang.

Baca juga: Maduro Kembali Disumpah Pimpin Venezuela, Begini Respons Negara Lain

"Terima kasih kepada semuanya yang segera bereaksi dengan dukungan melawan penyiksaan diktator terhadap suami saya," kicau istri Guaido, Fabiana Rosales, di Twitter.

"Saya telah bersama dia. Kediktatoran tidak bisa mematahkan semangat juangnya," imbuhnya.

Sang istri menyatakan, Guaido ditahan saat perjalanan menuju sebuah pertemuan terbuka di luar Caracas.

Rosales mengatakan, dia dan suaminya dicegat di jalan tol oleh sekelompok pria bersenjata dengan penutup kepala, dan ada dua kendaraan intelijen Venezuela.

"Mereka memaksa kami untuk turun. Mereka tidak memukulnya (Guaido) tapi mereka bilang harus memproses penangkapan segera," ucapnya, seperti dikutip dari AFP.

Sebelumnya, Rosales juga berkicau di Twitter tentang penangkapan terhadap suaminya.

"Sebin menahan Guaido," cuitnya, yang merujuk pada agen intelijen Venezuela.

Beberapa saat kemudian, muncul informasi bahwa Guaido telah dibebaskan dan bertemu dengan pendukungnya di pertemuan politik di Caraballeda, sekitar 40 km dari Caracas.

"Saudara dan saudari, saya ada di sini," tuturnya sebelum melontarkan pesan khusus kepada Maduro.

"Permainan ini berubah, masyarakat di jalan, simbol dari tekanan, perlawanan, dan kekuatan berada di sini," katanya.

"Jika mereka ingin mengirim pesan sehingga kita harus bersembunyi, di sini masyarakat merespons. Kami di sini," ujar Guaido.

Baca juga: Presiden Venezuela dan Jajaran Kabinetnya Dilarang Masuk Peru

Pada Jumat lalu, pria berusia 35 tahun itu menyatakan konstitusi Venezuela memberikannya otoritas untuk menjadi bagian dari transisi pemerintah.

Dia juga menyerukan agar rakyat Venezuela menggelar unjuk rasa pada 23 Januari mendatang untuk mendukung pemerintahan transisi.

Sebagai informasi, tanggal tersebut sama dengan peristiwa pada 1958, di mana kediktatoran militer Marcos Perez Jimenez berhasil dijatuhkan.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Sumber AFP
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com