Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Gadis Saudi yang Kabur dari Keluarganya Kini Tinggal di Kanada

Kompas.com - 14/01/2019, 15:52 WIB
Veronika Yasinta

Penulis

Sumber AFP,NPR

TORONTO, KOMPAS.com - Gadis asal Arab Saudi Rahaf Mohammed al-Qunun kini dapat tersenyum lebar setelah mendapat suaka dari Kanada.

Dia menjadi pemberitaan internasional usai dicegat oleh otoritas bandara di Bangkok, Thailand, dalam usaha pencarian suakanya ke Australia.

Gadis berusia 18 tahun itu mengaku kabur dari keluarganya saat berkunjung ke Kuwait. Dia yang khawatir akan dipulangkan kemudian mengungkapkan ketakutannya di Twitter.

Rahaf bahkan menolak untuk menemui ayahnya, yang menyusulnya ke Thailand.

Baca juga: Gadis 18 Tahun yang Kabur dari Arab Saudi Diberi Suaka oleh Kanada

Dia juga yakin nyawanya terancam jika kembali ke keluarganya. Perempuan muda yang menginginkan kebebasan ini mendapat perhatian dari Badan Pengungsi PBB, UNHCR.

Diwartakan AFP, Minggu (13/1/2019), Kanada dengan tangan terbuka menyambut kedatangan Rahaf di Toronto pada Sabtu lalu, usai menempuh perjalanan internasional yang melelahkan.

Menteri Luar Negeri Kanada Chrystia Freeland menyambut kedatangan Rahaf di bandara. Gadis itu tampak mengenakan kaus dengan hoodie abu-abu bertuliskan "CANADA".

Dia juga memakai topi biru dengan logo UNHCR. Rahaf terlihat bahagia ketika berfoto dengan Freeland di depan para pewarta.

"Dia melalui perjalanan yang cukup panjang dan melelahkan, dan dia tidak akan menjawab pertanyaan untuk saat ini," ucap sang menteri.

Rahaf dibawa ke kelompok pengungsi berbasis di Toronto, Costi. Gadis itu kemudian berbelanja untuk membeli sejumlah pakaian hangat di Ontario.

Remaja tersebut diketahui telah mengenal beberapa orang di sana dan menghubungi mereka.

Dalam beberapa hari ke depan, perwakilan Costi akan membantunya membuka rekening bank dan mengurus berbagai hal administrasi sebelum mencarikan rumah permanen baginya.

Untuk sementara, dia tinggal di dalam sebuah fasilitas dengan penjagaan. Costi juga meminta Rahaf untuk merahasiakan alamat tempat tinggalnya kini.

NPR mengabarkan, dalam kicauan pertamanya di Twitter, Rahaf menyatakan bahwa Kedutaan Besar Saudi memaksanya untuk pulang ke rumah.

"Saya takut, keluarga saya akan membunuh saya," tulisnya di cuitan lainnya.

Baca juga: Gadis 18 Tahun yang Kabur dari Arab Saudi Diberi Suaka oleh Kanada

Dia mengaku mendapat kekerasan fisik dari anggota keluarganya dan dipaksa menikah dengan seseorang.

Pemanfaatan Twitter oleh Rahaf membuatnya berhasil mengumpulkan puluhan ribu pengikut dalam waktu sepekan.

Seruan penolakannya kembali ke Saudi melalui media sosial memungkinkannya untuk menghindari nasib tragis pengungsi lainnya yang diam-diam dikembalikan ke rumah atau malah dibiarkan merana di pusat penahahan Bangkok.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Sumber AFP,NPR
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com