Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Hari Ini 327 Tahun Lalu, Alat Musik Klarinet Diperkenalkan...

Kompas.com - 14/01/2019, 11:10 WIB
Aswab Nanda Pratama,
Bayu Galih

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Jika Anda pernah menonton serial kartun SpongeBob SquarePants, pasti tahu salah satu karakter yang memiliki sifat keras kepala, yaitu Squidward Tentacle.

Salah satu kebiasaan Squidward yang paling unik adalah memainkan alat musik tiup klarinet. Alat musik ini selalu dibawanya dan dimainkan tiap hari.

Pada dasarnya, klarinet merupakan alat musik yang bisa menghasilkan suara yang berasal dari celah sempit yang ditiup oleh pemainnya.

Tepat hari ini 327 tahun yang lalu, tepatnya pada 14 Januari 1692 alat musik klarinet kali pertama dibuat di Nuremberg, Jerman. Alat ini dibuat oleh seorang bernama Johan Christoph Denner dengan mengadopsi alat musik tiup lain, yang sebelumnya pernah dikembangkan.

Dilansir dari thoughtco.com, Denner mendasarkan konsep klarinet berdasarkan instrumen bernama "chalumeau". Dengan bantuan anaknya, Yakub, klarinet ditambahkan alat yang mampu menambahkan nada pada suara yang dihasilkan.

Hasilnya, suara yang dihasilkan akan leboh beragam dengan tingkatan nada yang lebih tinggi.

Selain itu, corong sebagai alat tiup juga diperbaiki agar pemain bisa lebih nyaman untuk menghasilkan suara klarinet.

Baca juga: Bocah 11 Tahun Bawa Misi Populerkan Resital Klarinet di Indonesia

Alat musik tiup

Sejatinya, musik berkaitan erat dengan kehidupan peradaban manusia. Musik sebagai jembatan yang mampu menghibur suasana dan keadaan dalam keseharian.

Berbagai alat musik dikembangkan dan diciptakan, baik itu yang bisa dipukul dan ditiup. Alat musik tiup juga beragam dalam metode pembuatannya, terutama klarinet yang mengalami perbaikan dari masa ke masa.

Pada awalnya, dipercaya bahwa klarinet ini mirip dengan alat yang pernah dimainkan di Mesir sejak 3.000 sebelum Masehi. Alat itu berbentuk tabung yang terbuat dari kayu yang ditiup.

Selain itu, juga ada jenis musik lain di Spanyol dan Sardinia. Berbagai alar musik tiup pernah dikembangkan pada masa-masa dulu, namun penyempurnaan baru terjadi setelah masa-masa itu.

Sebagai pembuat klarinet, Johan Christoph Denner memiliki background mengenai musik. Dirinya merupakan produsen rekaman dan mempunyai pengalaman dalam bidang alat musik tiup.

Akhirnya, dia berhasil membuat dan mengembangkan klarinet. Alat ini terbuat dari aneka bahan kayu. Namun, uniknya nama klarinet baru diberikan tak bersamaan dengan penemuan itu.

Ada beberapa sumber yang mengatakan bahwa nama klarinet berdasarkan dari kejauhan suaranya yang mirip dengan terompet namun dengan suara yang lebih tinggi. "Clarinetto" adalah kata dalam bahasa Italia untuk terompet kecil.

Baca juga: Hari Ini dalam Sejarah, Batman Mulai Beraksi di Televisi...

Berkembang lebih modern

Seiring waktu, klarinet melihat penambahan kunci dan tambahan kedap suara agar mampu meningkatkan suara bermainnya. Pada 1812, seorang bernama Iwan Muller menciptakan klarinet yang dilapisi kulit.

Dengan peningkatan ini, pembuat menemukan kemungkinan untuk menambah jumlah lubang dan kunci pada instrumen.

Pada 1843, klarinet semakin ditingkatkan dengan menambahkan serangkaian cincin dan gandar yang membantu pemain lebih mudah dalam memegang alat ini.

Sebagian besar tubuh klarinet era modern terbuat dari kayu hitam Afrika, Dalbergia melanoxylon.

Sebenarnya, ada banyak pohon yang berbeda dalam genus blackwood Afrika, seperti black cocus, mozambique ebony, grenadilla, dan ebony Afrika Timur.

Kayu tebal dan gelap inilah yang memberi warna khas pada klarinet. Sangat jarang klarinet dibuat dari perak atau kuningan. Corong klarinet terbuat dari sejenis karet keras yang disebut ebonite.

Kunci atau tempat mengatur nada biasanya dibuat dari paduan yang disebut perak Jerman yang terdiri dari perpaduan tembaga, seng, dan nikel.

Memasuki 1940-an, suara-suara klarinet banyak dipertontonkan dalam ajang musik. Alat ini sering dipadukan dan bahkan digantikan dengan saxophone pada tahun-tahun ini.

Sampai saat ini setidaknya ada beberapa tipe klarinet yakni piccolo clarinet, soprano clarinet, basset clarinet, basset horn, alto clarinet, bass clarinet, contra-alto clarinet, dan contrabass clarinet. 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com