Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Syafiq Basri Assegaff
Pengamat masalah sosial

Pengamat masalah sosial keagamaan, pengajar di Institut Komunikasi dan Bisnis LSPR, Jakarta.

Dokter Arthur Bing, Miliarder dan Ahli Bedah Plastik Top Amerika Asal Indonesia

Kompas.com - 13/01/2019, 14:31 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini


TEMAN datang dan pergi sesuai perjalanan waktu. Ada yang hadir ke tengah kita, ada pula yang pergi untuk selamanya ke hadirat Tuhan, atau berangkat ke luar negeri.

Adapun yang kembali ke sisi Tuhan, dan membuat kita merasa kehilangan, adalah almarhum Nukman Luthfie, yang wafat Sabtu 12 Januari lalu. Nukman adalah kawan bagi banyak orang, khususnya mereka yang berkecimpung di media.

Pernah menjadi kolega penulis saat bekerja di majalah ekonomi Prospek, pada awal ‘90-an, pria kelahiran Semarang (1964) itu adalah alumnus jurusan teknik nuklir UGM yang dikenal sebagai pakar Media Sosial dan E-Commerce.

Adapun yang lama pergi ke luar negeri dan tidak kembali ke Indonesia, misalnya, adalah Arthur Gan Hok Bing. Dokter asal Bandung ini ‘terpaksa’ merantau ke AS puluhan tahun lalu, dan kemudian mukim di sana bersama Hetty, isterinya.

Perihal dokter Bing ini layak kita amati, berhubung belakangan namanya makin moncer di AS. Tahun lalu, misalnya, Bing meraih penghargaan tinggi dari Palang Merah AS (American Red Cross) sebagai 'Humanitarian of the Year 2018'.

Palang Merah AS  merupakan organisasi swasta (bukan di bawah pemerintah), yang menggantungkan dana dan program kerjanya sepenuhnya dari sumbangan para donor dan relawan.

Pindah karena diskriminasi rasial

Sebagaimana diceritakan Bing sendiri, ia dan istrinya pindah ke AS akibat diskriminasi rasial yang dialaminya di Indonesia pada tahun 60-an itu. Tapi siapa nyana, justru ‘musibah’ itu kemudian membawa berkah baginya.

Berkat perjuangan keras, karier Bing sebagai dokter menunjukkan hasil yang amat gemilang. Ayah dua putri ini tidak saja berhasil jadi miliarder di sana, tetapi namanya pun makin berkibar sebagai ahli bedah plastik dan filantropis yang sangat dihormati berbagai kalangan di AS.

Satu di antara penghormatan luar biasa itu adalah ketika pada 1 November 2012 lalu sebuah gedung Pusat Kanker di Ohio, AS, diresmikan dengan menyandang namanya, "OhioHealth Arthur G. H. Bing, MD, Cancer Center."

Sebagai sebuah pencapaian terbesar Bing, fasilitas kesehatan mewah berlantai lima itu pun segera menjadi kebanggaan masyarakat negara bagian Ohio, AS.

Dokter Bing sendiri menyumbang dua (2) juta dolar AS pada Pusat Kanker yang bernilai 10 juta dolar itu. Rupanya itulah sumbangan terbesar dari pribadi seorang dokter dalam sejarah kesehatan di Ohio.

Bing Cancer Center di negara bagian Ohio, Amerika Serikat.Google Streetview Bing Cancer Center di negara bagian Ohio, Amerika Serikat.

 

Menurut wartawati kanal TV NBC4 Ellie Merritt, Bing datang ke AS sekitar 40 tahun lalu. Melalui program naturalisasi, Bing dan Hetty menjadi warga negara AS pada 1975.

Menurut Bing, dirinya merasa beruntung. "Istri saya, yang merupakan seorang penyintas kanker (cancer survivor) dan saya, sebagai ahli bedah plastik yang sering berurusan dengan penderita kanker, merasa sangat beruntung dan bersyukur (bahwa ini terwujud)," kata Bing kepada Merritt.

Rupanya, cobaan kanker yang dialami sang istri justru membuatnya kian gigih, dan makin semangat berjuang demi kemanusiaan.

Hanya beberapa tahun setelah sampai di Ohio, Hetty didiagnosa menderita kanker usus besar (colon cancer). Atas ijin Tuhan, melalui pengobatan para dokter di Ohio, Hetty selamat dari fatalnya serangan kanker.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com