Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Menlu AS: Kami Bisa Menyerang Suriah Kembali jika Diperlukan

Kompas.com - 11/01/2019, 17:47 WIB
Ardi Priyatno Utomo

Penulis

Sumber Newsweek

KAIRO, KOMPAS.com - Amerika Serikat (AS) berkeinginan untuk kembali melakukan serangan terhadap pemerintah Suriah jika diperlukan.

Pernyataan tersebut disampaikan Menteri Luar Negeri Mike Pompeo saat berpidato di American University di Kairo, di sela kunjungannya ke Mesir.

Diwartakan Newsweek Kamis (10/1/2019), Pompeo berkata Presiden Donald Trump memang telah memerintahkan untuk menarik pasukan dari Suriah.

Baca juga: Akhirnya, AS Gelar Serangan Udara terhadap Suriah

Namun, dia menegaskan militer AS bisa dikerahkan kembali jika rezim Presiden Bashar al-Assad menyerang warganya dengan senjata kimia.

Mantan Direktur Badan Intelijen Pusat (CIA) itu berujar, Trump sudah meluapkan kemarahan kepada rezim Assad hingga dua kali.

"Dan beliau bisa menyerang kembali dengan dukungan dari sekutu kami, meski kami berharap tak perlu melakukannya," tutur Pompeo.

Dia melanjutkan dengan mengingatkan bahwa AS adalah negara yang membebaskan, bukan berusaha menjajah di kawasan Timur Tengah.

"Kami tidak pernah memimpikan untuk mendominasi. Bisakah Anda mengatakan yang sama kepada rezim Iran?" tanya menlu asal California itu.

Assad yang notabene adalah sekutu Iran dan Rusia berkuasa pada 2000 setelah kematian sang ayah, Hafez al-Assad, yang dikenal sebagai pendukung AS.

Dilaporkan mantan Presiden Barack Obama menyetujui pendanaan rahasia kepada para pemberontak yang menargetkan Assad pada 2011.

Namun tiga tahun kemudian, dia memimpin koalisi internasional untuk menyerang kelompok Negara Islam Irak dan Suriah (ISIS).

Ketika berkuasa pada 2017, Trump menurunkan ketegangan dengan Assad. Bahkan dia mengisyaratkan potensi kerja sama dengan Rusia bisa terjadi.

Namun pada April 2017l , dia memerintahkan serangan udara ke Suriah setelah menuduh Assad menyerang sipil dengan senjata gas.

Baca juga: Biaya Serangan Pertama AS ke Suriah Setara 30 Km Jalan Tol di Indonesia

Setahun berselang, dia kembali menginstruksikan serangan udara dengan bantuan Inggris dan Perancis setelah Assad kembali dituduh menggunakan senjata kimia.

Dengan ancaman dari milisi yang berkurang, Pentagon fokus untuk mengembangkan misi militer di Suriah, termasuk mendongkel Assad.

Awal Desember, Utusan Khusus untuk Suriah James Jeffrey mengusulkan agar terdapat zona larangan terbang, persis Perang Irak 2003.

Namun dua pekan kemudian tepatnya pada 19 Desember, Trump membuat keputusan mengejutkan dengan mengumumkan bakal menarik pasukan dari Suriah.

Keputusan itu membuat Menteri Pertahanan James Mattis dan Utusan Anti-ISIS Brett McGurk mengundurkan diri dari jabatannya.

Baca juga: Militer AS Mulai Lucuti Peralatan Mereka di Suriah

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Sumber Newsweek
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com