WASHINGTON DC, KOMPAS.com - Sistem pertahanan Amerika Serikat ( AS) disebut tak akan bisa menghadapi senjata hipersonik Rusia.
Pernyataan itu disampaikan pensiunan jenderal sekaligus mantan Kepala Staf Komando Utara AS di Ohio, Howard "Dallas" Thompson.
Dalam tulisannya di The Hill Kamis (10/1/2019), Thompson menuturkan para pejabat militer AS tidak mengembangkan sistem pertahanan mumpuni untuk menghadapi senjata hipersonik.
Baca juga: Putin: Rudal Hipersonik Terbaru Bakal Hantam Target seperti Bola Api
Dilansir Russian Today Jumat (11/1/2019), di AS terdapat desakan untuk segera mengembangkan senjata hipersonik guna meningkatkan pertahanan mereka.
Namun, saat ini Negeri "Uncle Sam" kalah dari Rusia yang bahkan sudah memperkenalkan rudal balistik hipersonik bernama Avangard.
Pada Desember 2018, Presiden Rusia Vladimir Putin mengklaim Avangard sukses diuji coba, dan bakal segera diaktifkan pada tahun ini.
AS juga disebut kalah dari China yang gencar menggelar uji coba senjata hipersonik sepanjang 2018. Sementara AS terakhir pada satu dekade silam.
Saat ini, sensor maupun radar Badan Pertahanan AS dikembangkan dengan satu tujuan; menghentikan rudal balistik antar-benua (ICBM) seperti milik Iran atau Korea Utara (Korut).
Karena ICBM mempunyai jalur terbang yang bisa diprediksi, sistem pertahanan AS seperti Patriot maupun THAAD bisa menghentikannya.
Namun kondisi tersebut tak bisa ditemukan pada senjata seperti Avangard yang diyakini bisa terbang 27 kali kecepatan suara.
Tulis komentar dengan menyertakan tagar #JernihBerkomentar dan #MelihatHarapan di kolom komentar artikel Kompas.com. Menangkan E-Voucher senilai Jutaan Rupiah dan 1 unit Smartphone.
Syarat & Ketentuan