Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Terdampak "Shutdown", Pegawai Pemerintah AS Ramai Galang Dana di Internet

Kompas.com - 11/01/2019, 15:02 WIB
Agni Vidya Perdana

Penulis

WASHINGTON, KOMPAS.com - Para pekerja pemerintah AS maupun orang-orang yang bergantung pada pembayaran dana federal mulai putus asa akibat shutdown yang telah memasuki pekan ketiga.

Akibat penutupan sebagian layanan pemerintah, banyak dari para pegawai pemerintah yang dipaksa cuti tanpa gaji dan kini mulai kesulitan demi memenuhi kebutuhan sehari-hari, mulai dari membeli susu formula untuk bayi hingga membayar tagihan hipotek.

Mereka pun mencoba mengumpulkan uang dengan membuka akun di situs penggalangan dana, GoFundMe.

Melansir dari New York Post, diperkirakan telah ada sekitar 1.000 kampanye penggalangan dana yang mengumpulkan total lebih dari 100.000 dollar AS (sekitar Rp 1,4 miliar) untuk mendukung mereka yang terdampak shutdown.

Baca juga: Pemerintah Shutdown, Begini Cara Warga AS Bantu Urus Taman Nasional

Meski dana yang terkumpul terlihat besar, namun sebagian besar akun tersebut tidak menerima lebih dari beberapa ratur dollar.

Katherine Ogilvie, seorang ibu berusia 46 tahun dengan tiga orang anak, asal Mariposa, California, baru mendapat 639 dollar AS (sekitar Rp 8,9 juta) dari tujuan akhir 3.000 dollar (Rp 42 juta).

Julie Burr, seorang pekerta kontrak asal Kansas City, lebih beruntung karena mampu mengumpulkan lebih dari 11.000 dollar AS (sekitar Rp 150 juta) dari target semula yang hanya 5.000 dollar AS (sekitar Rp 70 juta).

Julie, yang mengaku orangtua tunggal dengan dua anak ini lebih beruntung setelah dapat muncul dalam siaran televisi di CNN.

Namun sebagian besar dari mereka yang terdampak shutdown AS tidak seberuntung Julie.

Katherine yang pendapatan utamanya berasal dari tokonya di taman nasional, terpaksa tutup selama shutdown. Sementara tagihan sebesar lebih dari 2.000 dollar AS (Rp 20 juta) kepada pemerintah tidak dapat dicairkan sebelum shutdown berakhir.

Katherine, yang baru pertama kali menggunakan GoFundMe, terpaksa menggalang dana dengan mengabaikan harga dirinya demi mendapat bantuan untuk membayar tagihan-tagihannya.

"Saya cukup terkesan karena kebanyakan dari mereka (yang membantu) adalah orang asing."

"Dan mereka juga menuliskan pesan-pesan positif yang membuat saya kembali berpikir masih ada kekuatan kemanusiaan dan saling membantu," kata Katherine kepada New York Post.

Baca juga: Terkena Shutdown, Ratusan Pegawai Negeri AS Kembali Kuliah

Namun tidak semua orang bersimpati terhadap mereka yang menggalang dana di internet.

"Jalani hidup sesuai kemampuan Anda atau cari pekerjaan lain. Sangat memalukan sampai Anda harus mengemis di GoFundMe," komentar salah seorang pengguna internet.

Penutupan sebagian layanan pemerintah atau shutdown parsial telah berlangsung sejak 22 Desember 2018 lalu dan belum menunjukkan tanda-tanda berakhir.

Rapat pembahasan yang digelar terakhir, Rabu (9/1/2019), antara pemerintah dengan perwakilan Kongres AS berakhir cepat dengan Presiden Donald Trump yang memilih walkout karena permintaan dana untuk tembok perbatasannya tidak dipenuhi.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com