Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mengenal 9 Praktik Prostitusi dalam Sejarah Perabadan di Dunia...

Kompas.com - 09/01/2019, 06:01 WIB
Aswab Nanda Pratama,
Bayu Galih

Tim Redaksi

Setiap malam, nasib mereka sama, "dijual" kepada siapa pun yang membayar paling banyak. Bagi orangtua, ini bukan transaksi yang buruk.

Praktik ini telah menjadi kebiasaan dari agama Yellamma selama berabad-abad. Meski sempat dilarang di India pada 1988, praktik ini masih berlanjut hingga hari ini.

Stigma yang melekat pada Devadasi tentu sangat berat. Bahkan jika para wanita melepaskan dari kehidupan tersebut, mereka tidak akan pernah menikah, sebab tidak ada jalan untuk kembali.

Sebagian besar Devadasi diusir dari kuil saat berusia 40-an. Saat itu mereka tidak lagi dianggap muda dan cukup menarik untuk membawa kehormatan bagi dewi mereka.

Baca juga: Kisah Kuil Suci Sabarimala di India yang Terlarang bagi Perempuan

4. Penghibur tentara Jepang

Keberadaan wanita ini sering tak tercatat dalam sejarah. Pada 1932, militer Jepang mulai merekrut wanita, kebanyakan orang Korea, untuk bekerja di "pos hiburan" yang didirikan.

Para wanita itu dijanjikan pekerjaan, tetapi tidak tahu bahwa ternyata mereka ditempatkan dalam rumah bordil untuk melayani tentara Jepang.

Pada akhirnya, sekitar 200.000 wanita dikirim untuk menjadi wanita penghibur. Diperkirakan hanya 25–30 persen yang lolos.

Anak perempuan usia 11 tahun sudah dipersiapkan dan dipaksa untuk melayani tentara. Pemukulan adalah hal yang terjadi ketike mereka menolak.

Pemerintah Jepang telah mengeluarkan permintaan maaf atas apa yang dilakukan dan memberikan kompensasi.

Namun, sebagian besar keluarga korban menolak. Pada 2014, hanya ada 55 wanita penghibur yang masih hidup.

5. Auletrides

Auletrides adalah kelompok pelaku prostitusi kelas atas di Yunani yang senang punya kedudukan di masyarakat. Mereka tak hanya memiliki kemampuan seksual, tapi juga daya tarik lain.

Para pelaku prostitusi ini dapat bermain seruling dan penari terlatih. Beberapa dari mereka memiliki bakat lain, seperti akrobat, anggar, atau juggling.

Banyak dari mereka juga menampilkan aksinya di jalanan, termasuk dalam upacara keagamaan dan festival. Beberapa sumber sejarah mengatakan bahwa mereka juga menjadi hiburan populer bagi anak-anak.

Auletrides bisa dipesan untuk pesta yang lebih privat. Penghibur ini setara dengan pemain harpa atau alat musik lain.

Jika ingin menyewa wanita, juga laki laki, harus melapor ke poroboskos atau yang bertindak sebagai "muncikari".

6. Ganika

Ganika adalah versi India dari geisha ala Jepang. Para wanita ini menikmati kedudukan tinggi di masyarakat, sebab menilai akan mendapatkan keberuntungan dan kesejahteraan.

Seorang Ganika tidak akan pernah menikah, dan tidak pernah menjadi janda. Mereka lolos dari stigma sosial sebagai orang yang ditinggal para suami.

Dalam kebudayaan mereka, para janda memang dianggap pertanda yang sangat buruk dan pada satu titik dilarang muncul di depan umum.

Masyarakat India mengakui Ganika adalah kelas elite dalam hierarki sosial. Selain bakat seksual, para pelaku prostitusi ini punya keterampilan lain di bidang seni pertunjukan.

Setelah seseorang menguasai 64 skill suatu seni pertunjukan, biasanya akan dianggap sebagai Ganika.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com