Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Paus Fransiskus Desak Pemimpin Eropa Empati terhadap Nasib 49 Migran

Kompas.com - 07/01/2019, 12:14 WIB
Veronika Yasinta

Penulis

Sumber AFP

VATICAN CITY, KOMPAS.com - Paus Fransiskus pada Minggu (6/1/2019) mendesak para pemimpin Uni Eropa untuk menunjukkan solidaritas nyawa terhadap 49 migran yang nasibnya terombang-ambing di kapal-kapal LSM.

Kapal-kapal milik organisasi non-profit itu berada di lepas pantai Malta dan ditolak untuk berlabuh.

"Sebanyak 49 migran diselamatkan di Mediterania oleh dua kapal LSM berada di sana selama beberapa hari sekarang, menunggu untuk turun," katanya kepada ribuan orang yang berkumpul di Lapangan Santo Petrus.

Baca juga: Trump Salahkan Partai Demokrat atas Kematian Dua Bocah Migran

"Saya menyampaikan seruan mendesak kepada para pemimpin Eropa agar menunjukkan solidaritas konkret dengan mereka," imbuhnya, seperti diwartakan AFP.

Komisi Eropa juga mendesak negara-negara anggota Uni Eropa untuk menangani migran yang terdampar di lautan selama lebih dari dua pekan.

Ini bukan kali pertama paus asal Argentina itu meminta pemimpin Eropa untuk membuka perbatasan bagi migran. Namun, tidak ada tanda-tanda yang menunjukkan Italia bakal mengubah kebijakannya.

"Di Italia, tidak ada lagi orang yang datang. Itu intinya, dan tidak akan berubah," tutur Menteri Dalam Negeri Italia Matteo Salvini.

Di Twitter, dia kembali menegaskan kebijakan pemerintah Italia.

"Pelabuhan Italia sedang dan akan ditutup," kicaunya.

Ada 17 migran yang berada di kapal LSM Jerman, Sea-Eye, dan 32 migran lainnya berada di Sea-Watch. Di antara mereka terdapat bayi berusia satu tahun dan dua anak berusia 6-7 tahun.

Beberapa orang harus mendapat perawatan selama berada di Sea-Watch akibat dehidrasi yang disebabkan mabuk laut.

"Mereka dijejalkan pada ruangang kecil dan saling muntah," ucap juru bicara Sea Watch Giorgia Linardi.

Baca juga: Migran Amerika Tengah Bersedia Tak Masuk AS asal Diberi Rp 724 Juta

"Situasi menjadi semakin tidak stabil tiap hari, tingkat stres meningkat," ucap dokter di kapal itu, Franck Doerner.

Selain Italia, Malta juga tidak mau menerima kedatangan para mihran itu.

"Ini adalah masalah yang menjadi preseden dan kita harus waspada," ucap Perdana Menteri Malta Joseph Muscat.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Sumber AFP
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com