Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kedubes Saudi Bantah Sita Paspor Perempuan yang Ditolak Masuk Thailand

Kompas.com - 07/01/2019, 10:21 WIB
Veronika Yasinta

Penulis

Sumber BBC

BANGKOK, KOMPAS.com - Gadis usia 18 tahun bernama Rahaf Mohammed Mutlaq Aqunun asal Arab Saudi ditolak masuk Thailand ketika tiba di bandara Suvarnabhumi, Bangkok.

Rahaf mengaku berupaya melarikan diri dari keluarganya. Namun, otoritas Saudi justru mengambil paspornya di Thailand pada Minggu (6/1/2019).

Menanggapi hal tersebut, pernyataan Kedutaan Besar Saudi di Bangkok membantah soal penyitaan paspor.

Baca juga: Ditolak Masuk Thailand, Perempuan Saudi Takut Dibunuh Jika Dipulangkan

Diwartakan, Senin (7/1/2019), pejabat Kedubes Saudi mengatakan, Rahaf ditahan karena tidak memiliki tiket pulang.

Dia diklaim sedang dalam perjalanan ke Kuwait bersama keluarganya saat melarikan diri dalam sebuah penerbangan dua hari lalu.

Melalui sebuah pernyataan, pemerintah Saudi menyatakan tidak memiliki wewenang untuk menahannya di bandara atau di mana pun. Kini, otoritas terkait sedang mengubungi ayah Rahaf.

Gadis itu mencoba menuju Australia melalui penerbangan lanjutan di Bangkok dan dia akan dideportasi ke Kuwait pada Senin, di mana sebagian besar keluarganya tinggal di sana.

Polisi Thailand Mayor Jenderal Surachate Hakparn mengatakan, Rahaf melarikan diri dari pernikahan. Menurutnya, perempuan tersebut ditahan karena tidak punya visa untuk masuk ke Thailand.

Senada dengan pernyataan Saudi, dia menyebutkan Rahaf sedang dalam proses pemulangan melalui maskapai yang sebelumnya dia gunakan, Kuwait Airways, pada Senin pagi.

Rahaf sekarang berada di sebuah hotel di area transit. Dia mengunggah berbagai pernyataan di akun Twitter-nya tentang penahanannya.

"Saya membagikan kisah saya dan gambar saya di media sosial, dan ayah saya sangat marah karena saya melakukan ini," ucapnya.

"Saya tidak bisa belajar atau bekerja di negara saya, jadi saya ingin bebas dan belajar, serta bekerja seperti yang saya inginkan," imbuhnya.

Dalam salah satu kicauannya di Twitter, dia mengaku ketakutan keluarganya akan membunuhnya.

Kepada AFP, Rahaf mengaku berupaya melarikan diri dari keluarganya yang membuatnya mengalami kekerasan fisik dan psikologis.

Baca juga: Perempuan Saudi Kini Dapat Konfirmasi Perceraian Lewat Pesan Teks

"Keluarga saya begitu ketat dan mengurung saya di kamar selama enam bulan hanya karena memotong rambut," ucapnya.

Dia yakin akan dijebloskan ke penjara jika dikirim kembali ke negaranya dan merasa kehilangan harapan.

"Saya yakin 100 persen, mereka akan membunuh saya begitu saya keluar dari penjara Saudi," ucapnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Sumber BBC
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com