Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ferguson TE20, Traktor Pertama di Dunia yang Jelajahi Kutub Selatan

Kompas.com - 04/01/2019, 15:32 WIB
Aswab Nanda Pratama,
Bayu Galih

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Sebagai benua yang paling dingin, paling berangin, dan paling kering di dunia, Antartika merupakan tempat yang sempurna bagi seseorang yang menginginkan tantangan.

Keberhasilan Richard Evelyn Byrd menggunakan pesawat dan Roald Amundsen menggunakan kereta luncur yang ditarik anjing, muncul ide untuk penjelajahan Antartika berikutnya.

Pada era 1950-an, penjelajah Selandia Baru yang terkenal setelah jadi orang pertama yang menaklukkan Mount Everest, Edmund Hillary, diminta bergabung dalam misi untuk ekspedisi lintas benua. Salah satu tujuannya adalah menuju Kutub Selatan.

Edmund Hillary melihat ini sebagai petualangan besar. Akhirnya, dia memilih salah satu kendaraan untuk melakukan jelajah Antartika, yaitu traktor buatan Massey-Harris-Ferguson Farming Company, Ferguson TE20.

Sebagai tim yang sedianya sebagai pendukung, Edmund Hillary akan berangkat dari Laut Ross di sisi yang berlawanan Dia direncanakan membangun basis pasokan untuk tim utama yang dipimpin oleh Vivian Fuchs.

Kedua tim akan bertemu setelah Inggris melewati Kutub Selatan dan Hillary membimbing mereka kembali di sepanjang jalannya.

Baca juga: 4 Januari 1958, Traktor Bantu Edmund Hillary Mencapai Kutub Selatan

Edmund Hillary menjelajahi Kutub Selatan dengan menggunakan traktor Ferguson TE20.dokumentasi MASSEY FERGUSON Edmund Hillary menjelajahi Kutub Selatan dengan menggunakan traktor Ferguson TE20.
Persiapan Hillary

Tak hanya lebih dari 10 ton bahan bakar dan pasokan makan yang dibawa oleh tim Edmund Hillary, dia juga membawa tiga traktor pertanian, Fergusons TE20. Traktor ini buatan Inggris pada 1956.

Ferguson memiliki ukuran panjang 3,25 meter, lebar 2 meter dan tingginya 2,4 meter. Hillary memodifikasi agar tampil baik dalam kondisi ekstrem. Roda yang digunakan dimodifikasi agar mampu berjalan pada salju.

Pada 14 Oktober 1957, tim Hillary telah menyempurnakan traktor Ferguson-nya dan kendaraan pendukung lain. Ferguson TE20 ini akan menarik beberapa kereta peluncur beserta pasokan untuk menunjang misi tersebut.

Pada waktu itu, musim panas terjadi di Antartika dan dikenal memiliki kondisi yang ekstrem. Traktor Ferguson TE20 digerakkan dari Pangkalan Scott di Pulau Ross menuju Kutub Selatan. Selama hampir tiga bulan, traktor itu berjalan melewati Antartika di bawah suhu -35 Celcius.

Ferguson berjalan di Antartika yang memiliki ketinggian di atas 3.000 meter. Dengan kondisi ini, Hillary mampu mengendarai Ferguson dan sampai ke Kutub Selatan pada 4 Januari 1958.

"Meskipun kondisi salju dan ketinggian yang tak mendukung, performa Ferguson sangat baik dan bisa diandalkan yang mampu mengantar perjalaan ektrem kami menuju kutub," demikian telegram Edmund Hillary kepada Massey-Harris-Ferguson setelah keberhasilannya.

Baca juga: 14 Desember 1911, Roald Amundsen Orang Pertama Mencapai Kutub Selatan

Kini setelah perjuangan yang dilakukan oleh Hillary, Traktor bersejarah itu dikirim ke beberapa kota di dunia. Satu dikembalikan ke Inggris, satu dikirim ke Auckland Transport Museum, Selandia Baru, sedangkan satu lagi di Canterbury Museum, Selandia Baru.

Setelah pencapaian itu, banyak dari penjelajah-penjelajah kutub yang mencoba melakukan perjalanan menggunakan traktor.

Tercatat pada 2014, salah seorang anak Edmund Hillary melakukan perjalanan ke Kutub Selatan menggunakan traktor dengan mesin yang lebih modern.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com