Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Luna 1, Wahana Antariksa Pertama yang Capai Orbit Matahari

Kompas.com - 02/01/2019, 17:00 WIB
Aswab Nanda Pratama,
Bayu Galih

Tim Redaksi

Sumber NASA

KOMPAS.com - Antariksa menjadi tujuan negara-negara maju pada era 1960-an. Berbagai pengembangan teknologi ditujukan untuk ekpslorasi antariksa.

Persaingan antara Amerika Serikat dan Uni Soviet pun terjadi ketika kedua negara itu berlomba untuk menunjukkan kekuasaannya atas antariksa.

Amerika Serikat dan Uni Soviet berusaha mengembangkan teknologi paling modern pada zamannya, saat berupaya menjelajah angkasa luar. Tak tanggung-tanggug, setelah suatu program berhasil diluncurkan, mereka langsung meluncurkan program generasi kedua dan ketiga untuk menyempurnakan program pertamanya.

Setelah pencapapaian wahana antariksa yang berhasil mencapai orbit Bumi, kini giliran tujuan utamanya adalah bulan yang dikenal sebagai satelitnya Bumi.

Uni Soviet berusaha mengembangkan wahana antariksa terbarunya untuk bisa mengeksplorasi bulan. Akhirnya, proyek itu terwujud dan diberikan nama Luna. Pihak Soviet mengupayakan Luna bisa segera terbang ke angkasa.

Proyek Luna terdiri dari beberapa kali penerbangan, yang direncanakan antara pada 1959 dan 1976.

Baca juga: Saat Voyager I Ambil Gambar Bumi dan Bulan dalam Satu Frame...

Dilansir dari Nasa.gov, proyek Luna 1 ini memiliki beberapa tujuan, yakni mengukur suhu dan tekanan di dalam wahana ketika meluncur ke angkasa, mempelajari komponen gas dari materi antarplanet dan radiasi sel surya.

Selain itu peluncuran ini juga untuk mempelajari partikel meteor di ruang angkasa, mempelajari distribusi inti berat dalam radiasi kosmik primer dan mempelajari sifat-sifat lain dari sinar kosmik.

Untuk ukurannya, Luna 1 berbentuk seperti bola dengan massa 361 kilogram. Selain itu, wahana ini dilengkapi juga dengan lima antena yang berfungsi sebagai peralatan radio, transmiter penjejak, sistem telematri, dan beberapa peralatan ilmiah lainnya.

Meluncur ke bulan

Bertempat di Baikonur Cosmodrome Kazakhstan, Luna 1 akhirnya meluncur tepat pukul 19.41 waktu setempat. Wahana tersebut terbang dengan menggunakan roket Luna 8K72 bertepatan dengan 2 Januari 1959.

Penerbangan kali ini tercatat sevafau obyek buatan manusia (tanpa) awak yang mencapai kecepatan lepas bumi. Artinya, wahana itu bisa mencapai kecepatan maksimal untuk lepas dari medan gravitasi bumi.

Ketika mendapat sekitar 100.000 kilometer dari Bumi, wahana ini mengeluarkan aliran gas natrium (1 kilogram), yang memungkinkan para ilmuwan untuk menguji bagaimana gas bertindak di ruang angkasa, dan yang menjadikan Luna 1 komet buatan pertama.

Jejak yang ditinggalkan berwarna oranye yang menyala, terlihat di atas Samudra Hindia memungkinkan para astronom melacak pesawat ruang angkasa tersebut. Selain itu, juga berfungsi sebagai percobaan pada perilaku gas di luar angkasa

Luna 1 terbang beberapa bulan setelah Pioneer 1 Amerika berjuang hingga 114.263 kilometer sebelum jatuh kembali ke Bumi. Keberhasilan penerbangan ini, menjadikan Soviet satu langkah didepan Amerika Serikat.

Baca juga: Fakta Menarik Galileo, Wahana yang Mencapai Jupiter Kali Pertama

Tak sesuai rencana

Rencanya untuk Luna 1 adalah untuk melakukan pengukuran ilmiah dalam penerbangan kemudian menabrak bulan.

Namun, karena kerusakan beberapa sistem kontrol menyebabkan roket dan wahana ini terbang meleset dari target yang ditentukan.

Luna 1 lewat dalam jarak 5.995 km dari permukaan bulan pada 4 Januari setelah 34 jam penerbangan. Hal itu berarti meleset dari tujuan utamaya yang diperkirakan mampu menuju bulan.

Namun, melesetnya tujuan dari Luna 1 ini mencapai rekor lain, yakni mempu menuju orbit di sekitar matahari yang berada antara orbit Bumi dan Mars.

Pengukuran yang diperoleh selama misi ini berada diangkasa adalah mendapatkan data baru mengenai radiasi Bumi dan luar angkasa. Selain itu data lain didapat bahwa bulan tak memiliki medan magnet.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Sumber NASA
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com