BEIJING, KOMPAS.com - Presiden China Xi Jinping memberikan ancaman dalam peringatan 40 tahun pesan unifikasi China kepada Taiwan.
Xi mengatakan, China masih melihat Taiwan sebagai bagian dari wilayahnya yang harus segera dipersatukan meski keduanya sudah terpisah sejak perang sipil 1949.
"China harus segera bersatu. Itu adalah fakta tak terhindarkan demi peremajaan besar rakyat China di masa depan," kata Xi dilansir AFP Rabu (2/1/2019).
Baca juga: Publik Taiwan Galang Donasi Bantu Pemuda yang Tabrak 3 Mobil Ferrari
Presiden yang berkuasa sejak Maret 2013 itu memberikan opsi penyatuan yang berbasis kepada pendekatan "satu negara, dua sistem".
Dengan pendekatan tersebut, maka Xi menjamin keselamatan maupun kemakmuran dari masyarakat Taiwan yang disebutnya kompatriot.
Pendekatan satu negara dua sistem itu diterapkan seperti Hong Kong ketika Inggris mengembalikan pulau itu kepada Beijing pada 1997.
Dia menuturkan tidak akan meninggalkan pilihan untuk menyatukan Taiwan dengan jalan mengerahkan kekuatan militer.
"Kami bakal menindak kelompok separatis maupun kekuatan asing yang mencoba mengganggu penyatuan ini," terang presiden berjuluk "Pemimpin Inti" itu.
Taiwan mempertimbangkan dirinya sebagai negara berdaulat dengan mata uang hingga sistem politik sendiri. Namun masih belum mendeklarasikan kemerdekaan dari daratan utama.
Hubungan keduanya memburuk setelah Tsai Ing-wen menjadi presiden pada 2016, dan menolak mengakui kebijakan "Satu China".
Adapun Tsai dalam pidato Tahun Baru menyatakan bahwa dia masih belum kehilangan dukungan meski dalam pemilihan level kota, partainya kalah dari Kuomintang yang pro-China.
Politisi pro-demokrasi Hong Kong Claudai Mo memberikan peringatan bahwa sistem yang ditawarkan China bakal menjsdi preseden negatif bagi Taiwan.
"Mereka (China) melahap Hong Kong. Tidak hanya secara politik. Namun juga ekonomi hingga kebudayaan juga," terang Mo.
Dia menjelaskan hanya sedikit rakyat Taiwan yang bakal termakan sugesti Xi bahwa Hong Kong maupun Macau adalah contoh sempurna sistem yang ditawarkan.
"Sudah jelas mereka mencoba mengasilimasi Hong Kong dengan daratan induk setiap hari. Bagaimana rakyat Taiwan bisa teperdaya dengan ucapan seperti itu?" imbuhnya.
Namun, seorang pekerja konstruksi bemarga Lam menuturkan penyatuan tersebut bisa membutuhkan waktu hingga tiga generasi mendatang.
Baca juga: Buntut Masuknya Kapal Perang AS, China Gelar Patroli di Selat Taiwan
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.