Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Trump Tetap Ingin Tarik Pasukan dari Suriah, tapi...

Kompas.com - 31/12/2018, 11:38 WIB
Ardi Priyatno Utomo

Penulis

Sumber CNN,AFP

WASHINGTON DC, KOMPAS.com - Anggota Senat Amerika Serikat (AS) menyatakan, Presiden Donald Trump bakal mengevaluasi keputusannya menarik pasukan dari Suriah.

Senator Lindsey Graham dari Partai Republik mengatakannya setelah berdiskusi dengan Trump dan Kepala Staf Gabungan Jenderal Joseph Dunford.

Dalam pertemuan berbalut makan siang itu, Graham menjelaskan sikap Trump tetap sama. Ingin menarik pasukan AS dari Suriah.

Baca juga: Militer AS Respon Kabar Pasukan Rezim Suriah Masuki Kota Manbij

Namun, seperti dilansir CNN Minggu (30/12/2018), Graham berkata Trump mulai menyadari keberadaan pasukan di Suriah masih penting.

Terutama berkaitan dengan kampanye mengalahkan kelompok Negara Islam Irak dan Suriah (ISIS). Graham berujar Trump menyadari pentingnya menyelesaikan sebuah tugas.

"Saya kira Presiden berkomitmen untuk memastikan bahwa ketika kami meninggalkan Suriah, ISIS benar-benar dikalahkan," kata Graham dikutip AFP.

"Saya tidak pernah merasa setenang ini. Saya kira kami bakal mengulur kepulangan mereka (tentara AS) dengan cara yang pintar," lanjut senator dari Carolina Selatan itu.

Dia mengungkapkan ketika Trump berkunjung ke Irak secara rahasia pada pekan lalu, komandan lapangan memberitahunya bahwa ISIS belum sepenuhnya kalah.

Laporan itu, kata Graham, seakan membuka mata sang Panglima Tertinggi AS bahwa dia harus memastikan tugas di Suriah diselesaikan dengan baik.

"Saya meyakinkan beliau bahwa belum pernah ada yang membuat perkembangan bagus terkait ISIS selain yang dilakukannya," papar Graham.

"Saya merasa jauh lebih baik daripada sebelum makan siang. Presiden benar-benar mempertimbangkannya. Kunjungan ke Irak sangat tepat," tambahnya.

Graham menjelaskan jika Trump menarik pasukan AS secara tergesa-gesa, Pasukan Demokratik Suriah (SDF) yang menjadi sekutu mereka bakal dibantai.

Sebab, selain harus menghadapi ISIS, Unit Perlindungan Rakyat Kurdi (YPG) yang menjadi bagian dari SDF terancam diserang oleh Turki.

Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan berjanji untuk membersihkan milisi Kurdi yang disebutnya teroris dari wilayah Suriah.

Baca juga: Kurdi Suriah Minta Bantuan Assad, Begini Respon Erdogan

Penasihat terdekat Trump Kellyanne Conway kepada Fox News Sunday dikutip AFP menyiratkan Trump bakal mempertimbangkan kembali keputusannya.

Dia menuturkan di Irak, Trump menggelar pertemuan tertutup dengan para pejabat militer di sana. Trump berkata kepada para komandan untuk menantikan apa yang dia perbuat.

"Mereka diminta untuk menantikan karena dia sudah mempunyai rencana. Saya tidak akan mengungkapkan lebih lanjut apa rencananya," kata Conway.

Sebelumnya pada unggahan video pendek di Twitter pada 19 Desember, Trump menyebut AS telah memperoleh kemenangan melawan ISIS.

Karena itu, dia berencana untuk menarik pasukan sekitar 2.000 pasukan AS di Suria. Sebuah keputusan yang mengejutkan semua sekutunya.

Karena kebijakan Trump itu, milisi Kurdi memilih untuk menghelat perundingan dengan pemerintah Suriah dan mengirim utusan ke Rusia untuk meminta bantuan menghadapi Turki.

Baca juga: Ditinggal AS, Kurdi Suriah Minta Bantuan Assad dan Rusia

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Sumber CNN,AFP
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com