Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kirim Surat ke Korsel, Kim Jong Un Minta Bertemu Lagi pada 2019

Kompas.com - 31/12/2018, 08:33 WIB
Ardi Priyatno Utomo

Penulis

Sumber CNN,AFP

SEOUL, KOMPAS.com - Pemimpin Korea Utara (Korut) Kim Jong Un dilaporkan mengirim sepucuk surat kepada Presiden Korea Selatan (Korsel) Moon Jae-in.

Kantor Kepresidenan Korsel menyatakan dalam surat tersebut, Kim menginginkan lebih banyak pertemuan bisa digelar pada 2019.

Dilansir CNN Minggu (30/12/2018), sejak pertemuan pada 27 April, total sudah tiga kali Kim dan Moon bertemu sepanjang 2018.

Baca juga: Pakar: 2019 Bakal Jadi Tahun Dramatis bagi Trump dan Kim Jong Un

Dua pertemuan dilangsungkan di zona demiliterisasi Panmunjom. Sementara pertemuan pada 18-20 September dilaksanakan di ibu kota Korut, Pyongyang.

Juru bicara kepresidenan Kim Eui-kyeom berujar, Kim menyampaikan keinginannya untuk mencapai kemakmuran dan perdamaian bersama Korsel.

"Pemimpin Kim juga mengutarakan niat untuk mencari solusi atas isu denuklirisasi di Semenanjung Korea bersama," terang Kim Eui-kyeom dikutip AFP.

Kim Eui-kyeom melanjutkan, Pemimpin Korut yang berkuasa sejak 2011 itu menyatakan menyesal tidak bisa mengunjungi Seoul.

Selepas pertemuan di Pyongyang, Kim dilaporkan berkeinginan untuk mengunjungi ibu kota Seoul itu dalam pertemuan keempat mereka Desember ini.

Namun hingga penghujung 2018, pertemuan itu urung dilaksanakan. "Pemimpin Kim berniat kuat berkunjung ke Seoul di masa depan," terang Kim Eui-kyeom.

Melalui akun media sosialnya, Moon menyampaikan sukacitanya karena Kim ingin lebih sering bertemu guna menyelesaikan isu praktis soal denuklirisasi hingga perdamaian.

Presiden berusia 65 tahun itu berkata juga berkeinginan bertemu Kim pada tahun depan, dan sambutannya terhadap Korut tak berubah.

"Jika bertemu dengan dilandasi kejujuran, tak ada hal yang tak bisa dicapai. Banyak hal berubah dalam setahun terakhir," terang Moon.

Kedua negara secara teknis masih terlibat konflik sejak Perang Korea yang terjadi pada 1950-1953 hanya berakhir dengan gencatan senjata, bukan perjanjian damai.

Namun tensi itu mencair sejak Kim melontarkan ajakan untuk mengajak Korsel berunding dalam pidatonya di Tahun Baru (1/1/2018).

Baca juga: Kim Jong Un Kemungkinan Belum akan Kunjungi Seoul Tahun Ini

Sejak saat itu, Korut mulai menunjukkan gestur bersahabat. Termasuk saat pertemuan Kim dengan Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump di Singapura 12 Juni lalu.

Namun progres untuk melakukan denuklirisasi mulai menunjukkan jalan terjal setelah AS dan Korut saling tuding menunjukkan iktikad buruk.

Analisis menyatakan Korut tidak memperlihatkan komitmen kongkret dan sepertinya tidak berniat menyerahkan senjata nuklir mereka.

Sementara pendekatan Washington yang masih mempertahankan sanksi sebelum Korut bersedia melakukan denuklirisasi membuat negara komunis itu meradang.

Pekan lalu, Trump mengatakan dia sudah menatap rencana pertemuan jilid dua dengan Kim yang dilaporkan bakal berlangsung tahun depan.

Baca juga: Beredar Gambar Kim Jong Un Pakai Masker Kecantikan di Korsel

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Sumber CNN,AFP
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com