Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pemilu Bangladesh Diwarnai Kekerasan, 5 Orang Tewas

Kompas.com - 30/12/2018, 18:19 WIB
Veronika Yasinta

Penulis

Sumber AFP

DHAKA, KOMPAS.com - Lima orang tewas dalam kekerasan terkait dengan pemilihan umum di Bangladesh pada Minggu (30/12/2018).

Pemilu tetap digelar dengan pengamanan ketat dan jaringan internet yang dimatikan, usai sebelumnya kampanye dirusak oleh bentrokan mematikan.

Selain itu, tindakan keras terhadap oposisi oleh pemerintahan Perdana Menteri Sheikh Hasina juga mengacaukan situasi jelang pemilu.

Baca juga: Pemilu Bangladesh, Keamanan Diperketat dan Jaringan Internet Dimatikan

Kali ini, polisi menembak dua pria, sementara tiga lainnya tewas dalam bentrokan terpisah antara aktivis dari Partai Liga Awami yang berkuasa dan oposisi Nasional Bangladesh (BNP).

AFP melaporkan, secara total, sebanyak 9 orang terbunuh sejak jadwal pemilu diumumkan pada 8 November lalu.

Sekitar 600.000 personel keamanan dikerahkan, termasuk 40.000 personel di TPS untuk mencegah bentrokan kecil.

Terkait dengan kematian para korban, polisi menyebut bertindak untuk membela diri di kota Bashkali saat pendukung oposisi berupaya menyerbu TPS.

Dalam insiden terpisah, seorang pria ditembak oleh polisi karena mencuri kotak suara.

Jajak pendapat menunjukkan, Hasina diyakini meraih kemenangan dan akan menjadi pemimpin terlama yang berkuasa di Bangladesh.

Dia membutuhkan 151 kursi untuk menang dalam parlemen yang terdiri dari 300 kursi.

Pihak oposisi mengatakan, lebih dari 15.000 aktivisnya ditahan selama kampanye sehingga menghancurkan mobilisasi dukungan.

Pemimpin Bangladesh saat ini dipuji karena dianggap berhasil mendorong pertumbuhan ekonomi negara Asia yang miskin tersebut selama satu dekade berkuasa.

Dia juga mengambil kebijakan untuk menampung pengungsi warga etnis Rohingya yang melarika diri dari Myanmar.

Namun, kritikus menudingnya membiarkan otoriter tumbuh dan melumpuhkan oposisi, termasuk memenjarakan saingan terberatnya Khaleda Zia yang dituding korupsi.

Baca juga: Jelang Pemilu, 10.500 Aktivis Oposisi Ditahan Otoritas Bangladesh

Pemerintah Amerika Serikat bahkan menyuarakan keprihatinan atas kredibilitas pemilu di negara tersebut.

"Ini bukan pemilu yang bebas dan adil. Ini lebih kepada pemilu yang dikendalikan," kata diplomat Barat, yang enggan disebutkan namanya.

Sebanyak 104 juta pemilih menggunakan haknya dalam pemungutan suara akan ditutup pada pukul 16.00 waktu setempat.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com