RIYADH, KOMPAS.com - Menteri Luar Negeri baru Arab Saudi Ibrahim al-Assaf menegaskan reshuffle yang terjadi bukan disebabkan kasus pembunuhan jurnalis Jamal Khashoggi.
Assaf, mantan Menteri Keuangan 1996-2016, menggantikan Adel al-Jubeir dalam dekrit yang dikeluarkan Raja Salman pada Kamis (27/12/2018).
Banyak yang meyakini reshuffle sebagai upaya untuk menyeimbangkan kebijakan Putra Mahkota Mohammed bin Salman (MBS) yang menerima sorotan pasca-pembunuhan Khashoggi.
Baca juga: Pembunuhan Khashoggi, MBS Dianggap Lakukan Konsolidasi lewat Reshuffle
MBS dianggap sebagai sosok yang memerintahkan pembunuhan jurnalis 59 tahun itu di Konsulat Saudi di Istanbul, Turki, pada 2 Oktober.
Apalagi dalam percakapan WhatsApp dengan kolega, Khashoggi menyebut MBS sebagai binatang buas dan bisa melenyapkan kawan maupun lawan.
Dalam wawancaranya dengan AFP dilansir Jumat (28/12/2018), Assaf mengatakan perombakan itu untuk membuat kinerja menjadi lebih efektif.
"Isu tentang Jamal Khashoggi sangat menyedihkan kami. Sangat menyedihkan mendengarnya," ujar Assaf dari kediamannya di Riyadh.
Namun, dia menegaskan negaranya saat ini tak mengalami krisis karena kasus Khashoggi. "Kami bakal melewati transformasi berpatokan pada reformasi sosial putra mahkota," tuturnya.
Dia menyanggah jika tugasnya sebagai menlu adalah memperbaiki hubungan Saudi dengan negara lain karena kasus pembunuhan Khashoggi.
Menteri 69 tahun itu menyatakan dia tidak perlu memperbaiki apapun karena hubungan Saudi dengan negara sahabat sangatlah luar biasa.
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanSegera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.