Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kaleidoskop 2018: Kembalinya Mahathir sebagai Perdana Menteri Malaysia

Kompas.com - 29/12/2018, 12:35 WIB
Ardi Priyatno Utomo

Penulis

 

Mahathir dan Kedekatan dengan ASEAN

Fitriani melihat sisi menarik dari kepemimpinan Mahathir adalah upayanya untuk mendukung sentralitas ASEAN dan mendekatkan kembali dengan Indonesia.

Cirinya, ujar Fitriani, adalah kunjungan pertama Menteri Luar Negeri Malaysia Saifuddin Abdullah adalah ke Indonesia.

Dia melihat adanya kekuatan sentralitas ASEAN untuk menjadi daya tawar bagi negara kawasan di saat pertarungan pengaruh antara Amerika Serikat (AS) dan China makin besar.

Baca juga: Pernyataan Pers Bersama Jokowi dan Mahathir yang Penuh Tawa...

Namun, Fitriani menyatakan perbedaan di periode kedua Mahathir adalah baik para pemimpin ASEAN kini berusia jauh lebih muda darinya.

Mahathir yang berusia 93 tahun merupakan pemimpin tertua di ASEAN. Sementara Presiden Indonesia Joko Widodo adalah kedua termuda.

Selain itu, dibanding di masa pertama kekuasaannya, Fitriani menjelaskan Mahathir tidak bisa mengambil keputusan secara sepihak.

"Dampaknya adalah perbedaan tempo pengambilan keputusan para pimpinan ASEAN yang lebih lambat dan pola komunikasi berbeda," jelasnya.

Sementara Shofwan mengatakan Mahathir menganggap Indonesia merupakan mitra yang sangat penting untuk menjaga soliditas Asia Tenggara sehingga tidak jadi korban dari pertarungan AS serta China.

Dalam visi politik luar negeri Mahathir, beber Shofwan, Indonesia merupakan negara yang penting karena sekitar 40 persen penduduk ASEAN ada di Tanah Air.

"Tanpa Indonesia, ASEAN tidak akan kuat. Indonesia adalah kunci yang dibutuhkan untuk menciptakan kondisi yang kondusif bagi pembangunan Malaysia," katanya.

Baca juga: Jokowi dan Mahathir Bicarakan soal Mengatasi Kelompok Politik yang Tak Terima Kekalahan

Isu Suksesi Mahathir dan Anwar Ibrahim

Salah satu kunci kemenangan Mahathir dalam pemilu 9 Mei adalah keputusannya untuk berdamai dengan mantan wakilnya era 1993-1998, Anwar Ibrahim.

Salah satu kesepakatan perdamaian mereka adalah Mahathir bakal menyerahkan kursi PM kepada Anwar setelah dua tahun menjabat.

Baca juga: Mahathir: Saya Berjanji Anwar Ibrahim Jadi Pengganti Saya, tapi...

Proses menuju sukses itu sudah mulai terjadi sejak Anwar terpilih sebagai anggota parlemen di Port Dickson pada Oktober lalu.

Meski begitu, Mahathir sempat mengutarakan bahwa keputusan untuk menjadikan Anwar sebagai PM Malaysia berada di tangan rakyat.

"Jika memang rakyat Malaysia menghendaki Datuk Seri Anwar Ibrahim untuk memimpin mereka, maka mereka berhak memilih dia. Karena itu, saya tak bisa menjanjikan apa pun," lanjut dia.

Riza menyatakan jadi atau tidaknya suksesi itu juga bergantung kepada kondisi kesehatan Mahathir, dan itu bisa terlihat dari kunjungan ke dalam maupun luar negeri.

Sikap Mahathir untuk menentukan penggantinya juga bisa ditentukan dari hubungan dengan koalisi Pakatan maupun UMNO.

"Dia bakal bersikap wait and see. Jika dia merasa bahwa dia tidak mampu, bisa jadi dia bakal menyerahkan kekuasaan ke Anwar," katanya.

Sikap senada juga diutarakan Fitriani. Dia membeberkan perubahan bisa terjadi jika UMNO memainkan kartu politik identitas dan membuat etnis mayoritas Melayu merasa terancam.

"Jika mereka bisa menggunakannya, maka penyerahan kekuasaan tidak akan terjadi karena UMNO dan Partai Islam Malaysia (PAS) pasti meminta pemilu ulang," lanjutnya.

Baca juga: Anwar Ibrahim: Saya Memaafkan Mahathir, Meski Dia Tak Minta Maaf

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com