Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Storm, Kapal Induk Rusia yang Didesain Menampung hingga 100 Pesawat

Kompas.com - 27/12/2018, 13:23 WIB
Aswab Nanda Pratama,
Bayu Galih

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Dalam dunia militer modern, kapal induk memiliki peran yang penting. Selain sebagai tempat singgah untuk pesawat, kapal induk juga berfungsi sentral untuk operasi-operasi angkatan laut suatu negara.

Maka dari itu, penting bagi suatu negara untuk memperbarui sistem persenjataan untuk menjaga pertahanan dan keamanan.

Kondisi ini begitu diperhatikan oleh Rusia yang membangun sebuah kapal induk terbaru. Rencananya, kapal ini akan menjadi kapal induk terbesar dunia.

Rusia sebelumnya memang sudah memiliki kapal induk Admiral Kuznetsov yang hanya mampu menampung sekitar 30 pesawat. Namun, kapal induk ini berusia lebih dari 30 tahun dan sudah tak layak untuk digunakan.

Oleh karena itu, pentingnya memperbarui kapal induk dengan fitur yang lebih modern. Kondisi ini ditambah dengan situasi geopolitik dunia yang tidak stabil.

Baca juga: Hari Ini dalam Sejarah, Kapal Induk Pertama Dunia Mulai Beroperasi

Foto yang diambil pesawat pengintai Norwegia ini memperlihatkan kapal induk Rusia, Admiral Kuznetzov berlayar di perairan internasional tak jauh dari lepas pantai Norwegia.Reuters/Independent Foto yang diambil pesawat pengintai Norwegia ini memperlihatkan kapal induk Rusia, Admiral Kuznetzov berlayar di perairan internasional tak jauh dari lepas pantai Norwegia.
Konsep kapal induk Storm

Dilansir dari Russia Beyond the Horizon, kapal ini akan mirip dengan kapal pengangkut Amerika Serikat, USS Gerald R Ford yang merupakan kapal induk dengan klasifikasi "supercarrier" bobotnya lebih dari 70.000 ton.

Pembangunan kapal induk ini menguras biaya sekitar 1,8 miliar dollar AS (sekitar Rp 23 triliun) hingga 5,63 miliar dollar AS (sekitar Rp 72 triliun) dan pengembangannya akan memakan waktu sekitar 10 tahun.

Rencananya, kapal induk Storm akan dimasukkan ke dalam ke dalam program persenjataan negara periode 2019 – 2025. Kapal tersebut akan mulai dioperasikan angkatan laut pada 2030 dan berada di Pangkalan Severomorsk (1.880 km di utara Moskwa).

Storm akan memiliki dek yang sepenuhnya terbuka, berbeda dengan Admiral Kuznetsov yang dilindungi artileri.

Kapal ini akan dipandu dan dilindungi seperti seluruh 19 kapal induk Amerika dengan skuadron yang komplet dengan kapal perang dan kapal selam.

Sepenuhnya Storm menjadi "bandara mengapung" yang dapat menampung satu skuadron pesawat. Dek lepas landasnya akan seluas 14 km, atau tiga kali lapangan sepak bola.

Dek tersebut akan memiliki empat jalur dengan panjang yang berbeda, serta sistem peluncuran gabungan, yakni springboard dan springboard-catapulting.

Baca juga: Mengenal Chakri Naruebet, Kapal Induk Terkecil di Dunia

Keunikan dalam kapal induk ini adalah mampu manampung hingga 100 jet temput dan pengebom. Karena Storm tidak akan memiliki sistem senjata sendiri yang mempuni, ia akan dijaga oleh sepuluh kapal dengan jenis berbeda yakni fregat, penghancur, jelajah, dan selam.

Selain itu, Storm akan dilengkapi dengan dua mesin nuklir RITM-200 yang membantunya berlayar dengan kecepatan 30 knot (sekitar 55 km/jam).

Berat kapal ini akan sekitar 100.000 ton dan sarat airnya 11 meter. Untuk menunjang kinerja, kapal ini akan menampung sekitar 4.000 kru awak kapal.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com