Meski demikian, Song menggarisbawahi penggunaan istilah hasil "target balistik simulasi" yang disebutnya akan berbeda jika menggunakan rudal hipersonik sungguhan.
"Senjata hipersonik memiliki fitur seperti kemampuan manuver dan hampir tidak mungkin untuk dicegat karena melaju dengan kecepatan tinggi," tambahnya.
Selain China, negara yang telah menandatangani kesepakatan pembelian sistem pertahanan udara S-400 dari Rusia adalah India yang ingin membeli lima unit perangkat canggih tersebut.
Baca juga: Bila Tetap Beli S-400 dari Rusia, India Terancam Sanksi AS
Kesepakatan bernilai 5 miliar dollar AS itu (lebih dari Rp 72 triliun) telah ditandatangani saat kunjungan Presiden Vladimir Putin ke New Delhi pada Oktober lalu.
Sistem pertahana udara S-400 buatan Rusia diklaim mampu mendeteksi dan menjatuhkan sasaran berupa rudal balistik, jet tempur, drone hingga jarak sejauh 600 kilometer dan ketinggian antara 10 hingga 27.000 meter.
Dikatakan sistem tersebut mampu membidik hingga 36 sasaran secara bersamaan dengan kecepatan hingga 4.800 meter per detik dengan 72 rudal dari darat-ke -udara.
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanSegera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.