Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Paksa Tahanan Bekerja 18 Jam Sehari, Kepala Penjara Wanita di Rusia Dipecat

Kompas.com - 24/12/2018, 23:44 WIB
Agni Vidya Perdana

Penulis

Sumber AFP

MORDOVIA, KOMPAS.com - Seorang kepala penjara wanita di Rusia telah dicopot dari jabatannya setelah kedapatan memaksa para tahanan untuk bekerja hingga 18 jam sehari.

Para tahanan di penjara khusus wanita di Mordovia, Rusia tengah telah dipaksa bekerja untuk menjahit pakaian oleh kepala penjara, Yuri Kupriyanov.

Pakaian-pakaian tersebut diyakini adalah untuk kepala penjara beserta anak-anaknya, juga untuk teman-teman dan rekan bisnisnya. Demikian dilaporkan dinas lembaga pemasyarakatan.

Salah satu tahanan yang mengaku sempat menjalani kerja paksa di tahanan yang dipimpin Kupriyanov adalah Nadezhda Tolokonnikova, anggota dari kelompok pengunjuk rasa Pussy Riot.

Baca juga: Rusia akan Tutup Penjara Tertua Berusia 247 Tahun di Moskwa

Dia sempat ditahan di penjara khusus wanita di Mordovia sampai 2013. Tolokonnikova juga sempat melakukan aksi mogok makan karena memprotes kerja paksa dan pelanggaran serius lain yang dialami para tahanan.

Atas laporan adanya kerja paksa itu, para inspektur melakukan inspeksi mendadak ke penjara tersebut.

"Sebagai hasilnya, Yuri Kupriyanov dan sejumlah bawahannya telah ditangguhkan dari tugas mereka," kata wakil ketua Dinas Lembaga Pemasyarakatan Federal, Valery Maximenko, kepada Interfax.

"Para perempuan tahanan telah diancam dengan hukuman isolasi dan tidak mendapat makanan jika melakukan pelanggaran sekecil apa pun," tambahnya, dilansir AFP.

Para tahanan diperintahkan untuk mulai bekerja mulai pukul 07.00 pagi hingga selesai pada pukul 01.00 dini hari. Demikian menurut laporan dari dinas lembaga pemasyarakatan yang dilansir kantor berita Rusia.

Sebelumnya, dalam kesempatan konferensi pers tahunan pada pekan lalu, Presiden Vladimir Putin sempat membahas tentang kondisi penjara di Rusia yang terkenal buruk.

"Setiap pelanggaran hukum, terutama penyiksaan, adalah kejahatan. Dan kejahatan ini harus mendapat hukuman," kata Putin merujuk pada kekerasan sipir penjara terhadap para tahanan.

Surat kabar Novaya Gazeta pada musim panas lalu sempat mempublikasikan video yang memperlihatkan sejumlah penjaga memukuli tahanan di fasilitas tahanan di Yaroslavl, sekitar 250 kilometer atas timur laut Moskwa.

Laporan itu mendorong para mantan tahanan di Rusia lainnya buka suara atas pengalaman kekerasan yang mereka alami di penjara.

Baca juga: Selain Penjara, Pemburu Rusa di AS Dihukum Tonton Kartun Bambi

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Sumber AFP
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com