CHINAMHORA, KOMPAS.com - Natal sebentar lagi dan sebagian masyarakat berbondong-bondong ke pusat perbelanjaan untuk berbelanja.
Namun di toko milik Solomon Chakauya yang terletak di distrik Chinamhora, Zimbabwe, tidak ada tanda-tanda gairah dari penduduk untuk membeli sesuatu. Hanya ada sedikit hiasan Natal yang nampak menggantung di toko kelontongnya.
Meski melewati masa-masa paling sulit, tapi biasanya penjualan meroket pada beberapa hari jelang Natal. Tahun ini, hanya sedikit orang yang dapat membeli.
Presiden Emmerson Mnangagwa berjanji akan menghidupkan kembali roda perekonomian sejak mengambil alih pemerintahan Robert Mugabe.
Baca juga: Pemerintah Zimbabwe Tolak Mengekstradisi Istri Mugabe
Sebaliknya, kekurangan roti, minyak goreng, dan bahan bakar semakin memburuk dalam beberapa bulan terakhir. Uang kertas juga langka dan rak-rak toko sering kosong.
"Pada tahun-tahun sebelumnya, orang akan berdatangan membeli beras, minyak, biskuit, permen, dan minuman. Saking sibuknya, saya akan berdiri sepanjang hari," kata Chakauya kepada AFP.
"Segala sesuatunya sulit dan kebanyakan orang tidak punya uang," ucapnya.
Seorang penduduk bernama Emilda Chingarambe bahkan tidak bisa membelikan baju baru untuk kedua putrinya di hari Natal tahun ini.
"Saya sama sekali tidak menganggapnya Natal," tuturnya.
"Kami tidak mampu membeli tepung dan bahan makanan yang biasanya dibeli untuk Natal," katanya.
Tulis komentar dengan menyertakan tagar #JernihBerkomentar dan #MelihatHarapan di kolom komentar artikel Kompas.com. Menangkan E-Voucher senilai Jutaan Rupiah dan 1 unit Smartphone.
Syarat & Ketentuan