Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

24 Desember 1906, Siaran Radio Pertama Dunia Terjadi pada Malam Natal

Kompas.com - 24/12/2018, 11:28 WIB
Aswab Nanda Pratama,
Bayu Galih

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Pada zaman sekarang, informasi dengan mudah didapatkan melalui berbagai media. Apalagi dengan berkembangnya internet yang dengan mudah memberikan layanan informasi secara cepat.

Namun, ada juga segelintir orang yang masih menggunakan radio untuk mendapatkan informasi. Radio memang masih menjadi media untuk memberikan layanan berita, musik, dan bahkan progam khusus.

Bedanya, pada masa kini transmisi radio sudah bisa diakses menggunakan jaringan internet.

Bagi yang hari ini masih jadi penggemar radio, tentu Anda perlu berterima kasih kepada Reginald Fessenden.

Hari ini 112 tahun yang lalu, tepatnya pada 24 Desember 1906, seorang warga Kanada bernama Reginald Fessenden mentransmisikan radio untuk kali pertama. Siaran radio pertama itu bertepatan dengan malam Natal.

Ketika itu Reginal Fessenden memberikan siaran perdananya mengenai pembacaan puisi, penampilan biola, dan pidato dari otoritas pemerintah setempat.

Baca juga: KDKA, Stasiun Radio Komersial Pertama di Dunia

Awal Karier

Ronald Fessenden lahir pada 6 Oktober 1886 di Quebec, Kanada. Harapan dari orangtuanya adalah ketika besar nanti Fessenden berprofesi sebagai seorang guru atau pendeta di Gereja.

Namun, Fessenden tak memenuhi harapan orangtuanya. Ketika menjelang dewasa, dia lantas pindah menuju New York untuk mencari pekerjaan yang sesuai passion. Minatnya tertuju pada pengembangan sains.

Akhirnya, Fessenden berhasil mendapatkan pekerjaan di perusahaan milik Thomas Alva Edison. Langkah pertamanya ketika itu adalah meletakkan kabel listrik bawah tanah di pusat kota. Karena piawai, dirinya akhirnya bertolak ke New Jersey.

Berawal dari New Jersey, Fessenden berhasil mengembangkan penelitiannya mengenai gelombang elektromagnetik karena dunia saat itu sedang ramai-ramainya untuk meningkatkan sistem telegraf Morse.

Selama periode inilah Fessenden dan asistennya Kitner melakukan percobaan ilmiah. Ketika bermain dengan pemancar dan penerima sistem telegraf, secara tak sengaja mereka menemukan suara yang "meraung" di berbagai ruangan.

Fessenden menyadari bahwa jika lolongan ini dapat dibawa secara nirkabel dari pemancar ke penerima. Apa yang dibutuhkan Reginald adalah cara untuk menghasilkan gelombang frekuensi tinggi yang dapat membawa suara-suara ini.

Baca juga: Hari Ini dalam Sejarah, Marconi Mengirim Sinyal Radio Pertama Lintasi Atlantik

Hadiah Malam Natal

Ketika Guglielmo Marconi berhasil menyelesaikan transmisi trans-Atlantik pertama pada 1901, Fessenden ingin mengembangkan sistem itu.

Fessenden memiliki alternator yang mampu beroperasi pada 10 kHz. Kurangnya daya pada alternator membuat dia mengembangkan frekuensi yang lebih tinggi yang mampu beroperasi pada 75 kHz yang dibutuhkan dengan output daya 500 watt.

Perangkat ini, selesai pada tahun 1906 dan mampu memungkinkan mengirim sinyal elektromagnetik yang lebih besar untuk proyek penelitiannya.

Pada 24 Desember 1906, pukul 21.00 waktu setempat, Fessenden mentransmisikan suara manusia pertama melalui radio dari Brant Rock, Massachusetts, Amerika Serikat ke kapal-kapal di Atlantik yang dimiliki oleh United Fruit Company.

Reginald Fessenden memulai siarannya dengan memutar rekaman "Largo" karya George Frideric Handel. Dia kemudian memainkan instrumen lagu Natal "O Holy Night" menggunakan biolanya.

Setelah itu, Fessenden mengucapkan selamat malam dan natal kepada para pendengarnya. Siaran itu didengar oleh semua orang yang mendengarkan. Reginald Fessenden secara resmi memancarkan suara manusia pertama yang pernah terdengar melalui radio.

Hal yang dilakukan oleh Fedessen mendapat respon luar biasa dari pendengarnya dan siaran pertama radio itu didaulat sebagai hadiah malam Natal.

Dia memberi dunia salah satu hadiah terbesar pada Malam Natal itu. Suara manusia sekarang dapat ditransmisikan dalam jarak yang sangat jauh dengan radio nirkabel.

Selain menyiarkan radio kali pertama, Fessenden juga mematenkan penemuannya bernama fathometer sebagai ang dapat mengukur kedalaman air di bawah kapal. Akhirnya, pada 1920-an, kapal-kapal dari segala jenis mengandalkan teknologi Fessenden.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com