Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Iran: Sejak Awal, Keberadaan Pasukan AS di Suriah Sudah Salah

Kompas.com - 22/12/2018, 18:38 WIB
Ardi Priyatno Utomo

Penulis

Sumber AFP

TEHERAN, KOMPAS.com - Iran menyatakan keberadaan militer Amerika Serikat (AS) di Suriah sudah menyebabkan ketidakstabilan dan rasa tidak aman di kawasan.

Pernyataan itu disampaikan juru bicara Kementerian Luar Negeri Bahram Ghasemi seperti dilansir kantor berita AFP Sabtu (22/12/2018).

Baca juga: Pertanyaan Erdogan Ini Buat Trump Tarik Pasukan dari Suriah

"Keberadaan pasukan AS sejak awal, pada prinsipnya, sudah salah dan merupakan tindakan yang tidak logis," kata Ghasemi di akun Telegramnya.

Garda Revolusi Iran menempatkan kontingen komandan dan penasihat di Suriah dalam rangka menopang Presiden Bashar al-Assad, dan juga ribuan milisi dari berbagai negara.

Sebelumnya Presiden AS Donald Trump mengumumkan bakal menarik sekitar 2.000 personel yang ditempatkan di Suriah sejak 2015.

Dalam video di Twitter, presiden dari Partai Republik itu menjelaskan Negeri "Uncle Sam" itu telah memperoleh kemenangan melawan Negara Islam Irak dan Suriah (ISIS).

Trump berkata keputusan untuk memanggil pulang pasukan AS dari Suriah sudah ada dalam benaknya selama beberapa tahun terakhir.

Presiden ke-45 dalam sejarah AS itu menuturkan ISIS merupakan musuh lokal Iran, Suriah, maupun Rusia. Namun AS-lah yang mengalahkan kelompok itu bagi mereka.

"AS seharusnya tak menjadi polisi di Timur Tengah. Mengorbankan uang dan nyawa namun tak mendapat apa-apa. Apakah kami ingin pasukan itu berada di sana selamanya?" tanya Trump.

Presiden dari Partai Republik itu mengklaim banyak negara termasuk Rusia dan Iran tidak senang dengan keputusannya memulangkan pasukan.

Namun dia merasa sudah saatnya pihak lain bertempur menggantikan AS. Dia kemudian meyakinkan publik bahwa ISIS bukan lagi menjadi ancaman bagi AS.

"Saat ini saya membangun militer terkuat di dunia. Jika ISIS mencoba untuk menghantam kami, mereka bakal tamat!" tegasnya.

Langkah Trump menuai keterkejutan dari sekutunya, terutama milisi Pasukan Demokratik Suriah (SDF) yang selama ini menjadi tulang punggung melawan ISIS.

Mereka khawatir jika AS meninggalkan Suriah, maka mereka tak bisa menghadapi ISIS karena salah satu garda di SDF, Unit Perlindungan Rakyat Kurdi (YPG) harus berjibaku melawan Turki.

Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan menyatakan dia berjanji untuk membersihkan setiap milisi Kurdi dari Suriah.

Baca juga: Kurdi Suriah Bisa Berhenti Perangi ISIS jika Diserang Turki

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Sumber AFP
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com