Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Menhan AS Mundur saat Trump Ingin Tarik Pasukan dari Suriah

Kompas.com - 21/12/2018, 06:56 WIB
Veronika Yasinta

Penulis

Sumber CNN,BBC,AFP

WASHINGTON DC, KOMPAS.com - Menteri Pertahanan Amerika Serikat Jim Mattis mengundurkan diri pada Kamis (20/12/2018) dengan alasan perbedaan kebijakan yang tidak dapat didamaikan.

Keputusan Mattis untuk mundur dilakukan setelah Trump mendeklarasikan kemenangan atas ISIS di Suriah dan rencana penarikan pasukan AS dari negara tersebut.

"Karena Anda memiliki hak punya Menteri Pertahanan yang pandangannya lebih selaras dengan Anda, tepat bagi saya untuk mundur dari posisi saya," tulisnya dalam surat kepada presiden, seperti diwartakan CNN.

Baca juga: Trump Deklarasikan Kemenangan atas ISIS di Suriah

Mattis tidak secara eksplisit menjelaskan tentang penentangannya terhadap penarikan mundur pasukan AS di Suriah, seperti yang diperintahkan oleh Trump.

Dalam suratnya, Mattis dengan tegas menyatakan kekuatan AS sebagian bergantung pada kekuatan sekutu di seluruh dunia.

"Salah satu keyakinan inti yang selalu saya pegang, kekuatan kami sebagai bangsa tidak bisa dilepaskan dari sistem kekuatan sekutu dan mitra," tulisnya.

Mattis akan tetap berada di jabatannya sampai akhir Februari sehingga memberikan waktu kepada Trump untuk menunjuk penggantinya.

Trump kembali memamerkan klaim kemenangan atas ISIS di Suriah, dengan membanggakan AS sebagai kekuatan militer paling kuat di dunia.

"Apakah AS ingin menjadi Polisi di Timur Tengah, tidak mendapatkan apa pun tapi menghabiskan kehidupan yang berharga dan triliunan dollar untuk melindungi orang lain," kicaunya di Twitter.

"Apakah kita ingin berada di sana selamanya? Ini waktu bagi yang lain untuk akhirnya bertempur," imbuhnya.

AFP mengabarkan, anggota DPR AS di Komite Angkatan Bersenjata baik dari Partai Demokrat dan Partai Republik menyuarakan keprihatinan atas kebijakan yang disebut akan menjadi kesalahan strategis.

Baca juga: Putin: Keputusan Trump Tarik Pasukan AS di Suriah Sudah Tepat

"ISIS masih merupakan ancaman mematikan bagi keamanan AS dan akan berusaha mengancam," demikian pernyataan bersama Mac Thornberry dari Partai Republik dan Adam Smith dari Partai Demokrat.

BBC mencatat, pasukan AS telah membantu membersikan sebagian besar wilayah timur laut Suriah dari kelompok ekstremis, tapi kantong-kantong wilayah mereka masih ada.

Sementara, Gedung Putih tidak memberikan jangka waktu penarikan pasukan. Namun, Trump disebut ingin semuanya itu berjalan dalam waktu 30 hari.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Sumber CNN,BBC,AFP
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com