Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Unjuk Rasa Kenaikan Harga Roti Jadi Rp 900, 8 Warga Sudan Tewas

Kompas.com - 21/12/2018, 06:09 WIB
Veronika Yasinta

Penulis

Sumber AFP

KHARTOUM, KOMPAS.com - Sebanyak 8 demonstran tewas dalam bentrokan dengan polisi pada hari kedua aksi protes atas kenaikan harga roti di Sudan, Kamis (20/12/2018).

Melansir AFP, keputusan pemerintah untuk menaikkan harga roti pada pekan ini dari 1 pound (Rp 304) menjadi 3 pound (Rp 912) telah memicur protes di seluruh negeri mulai Rabu lalu.

Protes menyebar sampai ke ibu kota Sudan, Khartoum, di mana polisi anti-huru hara menembakkan gas air mata untuk membubarkan demonstran di dekat istana kepresidenan.

Baca juga: Helikopter Jatuh dan Tabrak Menara Komunikasi, 5 Pejabat Sudan Tewas

Korban tewas termasuk seorang mahasiswa yang mengikuti aksi protes di kota Al-Qadarif.

"Situasi di Al-Qadarif di luar kendali dan mahasiswa bernama Moayed Ahmad Mahmoud terbunuh," kata anggota parlemen Mubarak al-Nur.

"Pihak berwenang mohon untuk tidak menggunakan kekerasan terhadap demonstran, yang diminta untuk secara damai menggunakan hak mereka (untuk protes)," imbuhnya.

Namun, polisi di Atbara menembakkan gas air mata untuk membubarkan para demonstran hanya beberappa jam usai pihak berwenang memberlakukan jam malam di kota tersebut.

Pemberlakuan itu menyusul aksi warga yang membakar markas Partai Kongres Nasional (NCP) milik Presiden Omar al-Bashir.

Pada hari kedua aksi unjuk rasa, mereka juga membakar markas NCP di dua lokasi lain.

"Mereka bahkan melempar batu ke bank-bank dan menghancurkan mobil," kata warga di Al-Qadarif, Tayep Omar Bashir.

Demonstran kemudian bergerak menuju kantor polisi untuk menyeruskan kebebasan dan kejatuhan bagi rezim pemerintahan.

Baca juga: Gadis 16 Tahun di Sudan Selatan Dilelang di Facebook

Kurangnya pasokan roti telah melanda kota-kota Sudan selama tiga pekan terakhir, termasuk di ibu kota.

Pada tahun lalu, harga beberapa komoditas naik lebih dari dua kali lipat di Sudan. Inflasi hampir mencapai 70 persen dan nilai tukar anjlok.

Sudan memiliki cadangan minyak yang signifikan hingga akhirnymembuat perpecahan antara utara dan selatan, di mana Sudan Selatan merdeka pada 2011.

Perpecahan itu membuat Sudan kehilangan tiga perempat dari cadangan minyaknya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Sumber AFP
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com