Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Putin: Keputusan Trump Tarik Pasukan AS di Suriah Sudah Tepat

Kompas.com - 20/12/2018, 19:25 WIB
Ardi Priyatno Utomo

Penulis

Sumber AFP

MOSKWA, KOMPAS.com - Presiden Rusia Vladimir Putin merespon keputusan Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump untuk menarik pasukannya dari Suriah.

Dalam konferensi pers tahunannya, dikutip AFP Kamis (20/12/2018), Putin menuturkan Negara Islam Irak dan Suriah (ISIS) menderita kekalahan di Suriah.

"Terkait dengan pernyataan Donald bahwa ISIS telah kalah, untuk hal ini saya sepakat dengannya," kata Putin dikutip The Washington Post.

Baca juga: Trump Deklarasikan Kemenangan atas ISIS di Suriah

Mantan agen rahasia Uni Soviet (KGB) itu menuturkan penempatan pasukan AS ilegal karena baik PBB maupun rezim Presiden Suriah Bashar al-Assad tak mengizinkannya.

Apalagi, saat ini Rusia telah menegosiasikan solusi politik terkait perang sipil di Suriah dengan Assad, Turki, dan Iran.

Presiden berumur 66 tahun itu menjelaskan, keberadaan pasukan AS di kawasan tersebut sama sekali tak membantu menciptakan kondisi yang kondusif.

"Karena itu, jika AS memutuskan untuk menarik pasukannya keluar dari Suriah, maka tindakan itu sudah sangat tepat," kata Putin.

Meski begitu, presiden kelahiran Saint Petersburg itu belum melihat tanda-tanda militer AS bakal angkat kaki dari Suriah.

Dia menuturkan Washington sudah 17 tahun berada di Afghanistan, dengan setiap tahun selalu menyatakan mereka bakal memulangkan tentaranya.

"Namun, saya yakin ada peluang (penarikan pasukan AS)," tuturnya. Sebelumnya dalam videonya di Twitter, Trump mengumumkan AS memperoleh kemenangan dari ISIS.

"Kami telah mengalahkan mereka dan kami memukul mereka dengan sangat keras. Kami merebut kembali wilayah, dan sekarang saatnya bagi pasukan kami untuk pulang," tuturnya.

Lebih lanjut, Putin menyoroti perjanjian untuk menurunkan senjata nuklir yang masa berlakunya bakal habis pada 5 Februari 2021 mendatang.

Putin menjelaskan, hingga saat ini belum ada negosiasi terkait Kesepakatan Pengurangan Senjata Strategis Baru (New START) yang diteken pada 8 April 2010.

Analis menyatakan, pengetatan senjata nuklir adalah satu-satunya isu internasional yang disepakati baik oleh AS maupun Rusia.

Baca juga: Putin: Jika Diserang, Rusia Bakal Gunakan Senjata Nuklir

Namun Trump dan penasihat keamanan nasionalnya, John Bolton, menyuarakan keraguan akan kerangka perjanjian nuklir yang berlaku.

Trump sebelumnya telah mengumumkan bakal mempertimbangkan untuk mengeluarkan AS dari Perjanjian Nuklir Jarak Menengah (INF) yang dibuat pada 1987.

Dengan peluang AS untuk keluar dari INF semakin besar, Putin kini berharap New START bisa menjadi senjata terakhir untuk meredam perlombaan senjata.

Namun jika akhirnya New START juga harus berakhir, maka Putin menegaskan Rusia siap untuk memastikan keamanan nasionalnya.

"Kami tahu bagaimana melindungi negara kami. Namun tentunya bakal menjadi kondisi yang sangat buruk bagi kemanusiaan," ancamnya.

Baca juga: Trump Disebut Putuskan Sepihak Tarik Pasukan AS di Suriah

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Sumber AFP
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com