Sebelumnya pada bulan September, pihak berwenang juga telah menutup sebuah Gereja Sion dengan 1.500 anggota di Beijing yang dianggap tidak memiliki izin.
Pada 9 Desember, sebuah gereja di Chengdu juga ditutup paksa dan sekitar 100 jemaahnya dilaporkan hilang.
Menurut Patrick Poon, peneliti Amnesti Internasional di China, penggerebekan terhadap gereja oleh otoritas pemerintah mencerminkan sikap pemerintah terhadap kegiatan agama.
Seperti diketahui pemerintahan China dengan partai Komunis yang berkuasa menganut ateisme.
Baca juga: Usai Digerebek Polisi, Puluhan Umat Gereja di China Hilang
Poon menambahkan, tindakan pelarangan perayaan dan pernak-pernik Natal di kota Langfang adlah bentuk upaya pemerintah kota yang ingin mengesankan pemerintah pusat.
"Otoritas di Langfang mungkin ingin menunjukkan kesiapan mereka untuk menyenangkan pemerintah pusat," ujarnya.
Kendati demikian, terlepas dari tindakan keras pemerintah terhadap perayaan Natal, industri di China masih menjadi produsen sekaligus pengekspor pernak-pernik, termasuk pohon Natal buatan terbesar di dunia pada 2017. Demikian diberitakan Xinhua.
Tulis komentar dengan menyertakan tagar #JernihBerkomentar dan #MelihatHarapan di kolom komentar artikel Kompas.com. Menangkan E-Voucher senilai Jutaan Rupiah dan 1 unit Smartphone.
Syarat & Ketentuan