Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

AS Sahkan Rencana Jual Rudal Patriot Senilai Rp 50 Triliun ke Turki

Kompas.com - 20/12/2018, 14:19 WIB
Ardi Priyatno Utomo

Penulis

Sumber AFP

WASHINGTON DC, KOMPAS.com - Amerika Serikat (AS) dilaporkan mengesahkan rencana penjualan rudal patriot ke Turki senilai 3,5 miliar dollar AS, sekitar Rp 50,7 triliun.

Kementerian Luar Negeri telah mengirimkan pemberitahuan kepada Kongres mengenai rencana penjualan paket 80 rudal Patriot, 60 rudal pencegat PAC-3 dan peralatan penunjang.

Dalam laporan Kemenlu, penjualan rudal itu bakal meningkatkan kemampuan bertahan Turki dari agresi musuh dan mnejadi tameng bagi NATO.

Baca juga: AS Rayu Turki untuk Beli Rudal Patriot, Bukan S-400 Rusia

Satu tahun lalu, Ankara mengumumkan telah menjalin kesepakatan untuk membeli sistem rudal S-400 dari Rusia dan menimbulkan reaksi dari NATO.

Pejabat kemenlu menanggapi dengan mengatakan Turki telah mengacaukan partisipasinya dalam program jet tempur F-35 jika tetap membeli S-400.

Selain itu, Turki berpotensi mendapat sanksi karena membeli senjata Rusia melalui Undang-undang Menangkal Musuh AS Melalui Sanksi (CAATSA).

"Penting dicatat bahwa negara NATO harus membeli senjata yang sesuai dengan spesifikasi NATO. Senjata Rusia jelas tak memenuhi standar tersebut," ulas pejabat itu.

Diwartakan AFP Rabu (19/12/2018), pemberitahuan itu muncul setelah Presiden Donald Trump menyatakan bakal menarik pasukan dari Suriah.

Selain menarik pasukan dari Suriah, Trump juga mengumumkan AS memperoleh kemenangan melawan kelompok Organisasi Negara Islam Irak dan Suriah (ISIS).

Tidak ada indikasi bahwa rencana penjualan rudal dan pengumuman yang disampaikan Trump berhubungan. Namun Trump menegaskan penjualan senjata adalah prioritas utama.

Jika pasukan AS sudah sepenuhnya keluar dari Suriah, maka momen tersebut bakal membuka peluang bagi Turki untuk menggempur Kurdi.

Dalam percakapan telepon dengan Trump, Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan berjanji "membersihkan" para pejuang Kurdi jika diperlukan.

Unit Perlindungan Rakyat Kurdi (YPG) menjadi tulang punggung aliansi oposisi Pasukan Demokratik Suriah (SDF) yang dilindungi AS dan menguasai seperempat wilayah Suriah.

Erdogan menyebut YPG sebagai teroris karena diduga berhubungan dengan Partai Buruh Kurdi (PKK) yang dituduh membuat kekacauan di Turki sejak 1984.

Selama ini, Turki ragu-ragu untuk menyerang YPG karena jika sampai ada korban dari pasukan AS, maka berpotensi memunculkan krisis dengan Washington.

Baca juga: Trump Deklarasikan Kemenangan atas ISIS di Suriah

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Sumber AFP
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com