Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 20/12/2018, 09:03 WIB
Veronika Yasinta

Penulis

Sumber CNN,BBC

OTTAWA, KOMPAS.com - China lagi-lagi menahan warga Kanada. Secara total, otoritas "Negeri Tirai Bambu" sudah ada tiga orang dari negara tersebut.

Berbicara pada Rabu (19/12/2018), Perdana Menteri Kanada Justin Trudeau mengaku akan mengambil masalah ini dengan sangat serius.

Namun, dia menyangkal penahanan satu lagi warga Kanada terkait dengan ditangkapnya Chief Financial Officer Huawei, Meng Wanzhou, di Vancouver, atas permintaan ekstradisi AS.

Baca juga: Kanada Umumkan Warganya Kembali Ditahan oleh China

"Kami masih sangat dalam situasi mengumpulkan informasi lebih lanjut tentang hal ini dan saya tidak ingin mengatakan lebih dari itu," katanya, seperti diwartakan CNN.

Dua warga Kanada yang ditahan di China sebelumnya diidentifikasi sebagai mantan diplomat Michael Kovrig dan pengusaha Michael Spavor.

Penahanan keduanya dipandang sebagai buntut penangkapan Meng pada awal Desember lalu karena melanggar sanksi AS terhadap Iran.

Belum ada konfirmasi resmi mengenai keterkaitan penangkapan Meng dengan ditahannya warga Kanada. Tapi, kasus Meng membuat geram pemerintah China.

Trudeau mengatakan, otoritas Kanada terus bekerja dengan pihak China terkait dua warganya yang ditahan sebelumnya.

"Kami akan terus membela mereka untuk meminta informasi lebih lanjut tentang tuduhan yang diajukan dan alasan penahanan," tuturnya.

BBC mencatat, Kovrig dan Spavor yang ditahan sebelumnya dituding mengancam keamanan nasional di China.

Sementara, pemerintah China menyangkal penahanan kedua pria tersebut sehubungan dengan penangkapan Meng, yang telah dibebaskan dengan jaminan pada 11 Desember lalu.

Baca juga: China Dilaporkan Kembali Tangkap Warga Negara Kanada

Sementara itu, juru bicara Kementerian Luar Negeri Cina Hua Chunying pada Senin lalu mendesak Kanada untuk segera memperbaiki kesalahan dan melepaskan Meng.

"Menutupi dengan tampilan resmi tidak dapat menutupi ketidaktahuan mereka atas fakta-fakta nyata dan penghinaan mereka terhadap aturan hukum, dan orang-orang di seluruh dunia mengejek mereka karena ini," katanya.

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Sumber CNN,BBC
Video rekomendasi
Video lainnya


Rekomendasi untuk anda
28th

Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!

Syarat & Ketentuan
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.

Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Verifikasi akun KG Media ID
Verifikasi akun KG Media ID

Periksa kembali dan lengkapi data dirimu.

Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.

Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com