WASHINGTON DC, KOMPAS.com - Amerika Serikat (AS) tak bisa melindungi diri dari senjata hipersonik yang dikembangkan oleh China dan Rusia.
Kesimpulan itu muncul dari laporan yang dibuat Kantor Akuntabilitas Pemerintah AS (GAO), dilansir Russian Today Selasa (18/12/2018).
Dalam laporan GAO, China dan Rusia mengembangkan senjata hipersonik karena kecepatan, ketinggian, dan manuvernya melebihi mengalahkan sistem pertahanan apapun.
Baca juga: China Sukses Uji Coba Pesawat Hipersonik yang Mampu Bawa Nuklir
"Senjata itu bisa membawa hulu ledak konvensional maupun nuklir. Saat ini, tidak ada yang bisa menandinginya," ulas studi dari GAO.
Diberitakan Fox News, studi itu juga menekankan ancaman keamanan AS melalui senjata anti-satelit maupun jet tempur siluman China serta Rusia.
Jet tempur siluman itu, ulas GAO, bisa terbang lebih cepat, membawa senjata lebih canggih, dan menempuh jarak yang lebih tinggi.
Kementerian Pertahanan AS menanggapi laporan GAO dengan menyebutnya akurat, dan mengembangkan tantangan AS menghadapi ancaman yang muncul.
Awal tahun ini, militer Rusia mengonfirmasi telah sukses melaksanakan uji coba senjata hipersonik yang bisa membawa hulu ledak nuklir dan menyelinap di antara pertahanan musuh.
Video yang diunggah Kementerian Pertahanan memperlihatkan jet tempur Mikoyan MiG-31 membawa rudal penjelajah Kinzhal (Belati).
Rudal balistik tersebut diklaim bisa melaju hingga 10 kali kecepatan suara, dan dalam video diperlihatkan Kinzhal menghantam target latihan di selatan Rusia.
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanSegera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.