Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Beberapa Menit Usai Gencatan Senjata, Perang Kembali Meletus di Yaman

Kompas.com - 18/12/2018, 10:58 WIB
Veronika Yasinta

Penulis

Sumber AFP

 SANA'A, KOMPAS.com - Pertempuran kembali meletus pada Selasa (17/12/2018) dini hari di Yaman, hanya beberapa menit setelah kesepakatan gencatan senjata diberlakukan di Hodeida.

Pejabat pemerintah mengatakan kepada AFP, bentrokan di kota pelabuhan itu berlangsung meski ada kesepakatan gencatan senjata pada tengah malam.

Kota Hodeida merupakan pintu gerbang penting bagi bantuan kemanusiaan untuk Yaman.

Baca juga: Korea Selatan Kabulkan Status Pengungsi kepada Dua Jurnalis Yaman

Sesaat sebelum perjanjian itu berlaku pada Selasa, pemerintah Yaman yang diakui secara internasional menyerukan pasukannya untuk melakukan gencatan senjata di kota Hodeida dan provinsi Hodeida.

Para pemberontak dari kelompok Houthi disebut juga akan berkomitmen terhadap kesepakatan tersebut.

Seorang pejabat mengungkapkan, penundaan untuk menghentikan permusuhan perlu diambil untuk alasan operasional.

Sementara itu, pejabat dari koalisi pimpinan Arab Saudi menyatakan kesepakatan gencatan senjata memang tidak jelas sejak awal.

"Koalisi tidak memiliki niat melanggar perjanjian, kecuali jika Houthi melanggar dan tidak menghormatinya," demikian pernyataan pejabat yang berbicara secara anonim.

Penduduk di Hodeida dan sekitarnya melaporkan adanya pertempuran sengit dan serangan udara dalam beberapa hari terakhir.

Setidaknya, 29 orang, termasuk 22 orang dari kelompok Houthi tewas pada Sabtu malam lalu di provinsi Hodeida.

Kelompok bantuan medis Doctors Without Borders mengatakan, timnya di lapangan sedang mengobati para korban yang terkena tembakan.

Kelompok itu mendesak agar pihak yang bertikai untuk menghormati keberadaan warga sipil dan fasilitas kesehatan di wilayah tersebut.

Baca juga: Senat AS Setuju Hentikan Bantuan Militer ke Saudi untuk Konflik Yaman

Negara miskin Yaman terus terjebak dalam pertempuran antara pemberontakan Houthi dan pasukan yang setia kepada Presiden Abedrabbo Mansour Hadi sejak 2014.

Perang makin meningkat pada 2015 ketika koalisi militer Saudi memimpin di sisi pemerintah.

Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menyebut, konflik di Yaman telah merenggut nyawa sekitar 10.000 orang. Namun, kelompok hak asasi manusia meyakini jumlah korban jauh lebih tinggi.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Sumber AFP
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com