SANA'A, KOMPAS.com - Pertempuran kembali meletus pada Selasa (17/12/2018) dini hari di Yaman, hanya beberapa menit setelah kesepakatan gencatan senjata diberlakukan di Hodeida.
Pejabat pemerintah mengatakan kepada AFP, bentrokan di kota pelabuhan itu berlangsung meski ada kesepakatan gencatan senjata pada tengah malam.
Kota Hodeida merupakan pintu gerbang penting bagi bantuan kemanusiaan untuk Yaman.
Baca juga: Korea Selatan Kabulkan Status Pengungsi kepada Dua Jurnalis Yaman
Sesaat sebelum perjanjian itu berlaku pada Selasa, pemerintah Yaman yang diakui secara internasional menyerukan pasukannya untuk melakukan gencatan senjata di kota Hodeida dan provinsi Hodeida.
Para pemberontak dari kelompok Houthi disebut juga akan berkomitmen terhadap kesepakatan tersebut.
Seorang pejabat mengungkapkan, penundaan untuk menghentikan permusuhan perlu diambil untuk alasan operasional.
Sementara itu, pejabat dari koalisi pimpinan Arab Saudi menyatakan kesepakatan gencatan senjata memang tidak jelas sejak awal.
"Koalisi tidak memiliki niat melanggar perjanjian, kecuali jika Houthi melanggar dan tidak menghormatinya," demikian pernyataan pejabat yang berbicara secara anonim.
Penduduk di Hodeida dan sekitarnya melaporkan adanya pertempuran sengit dan serangan udara dalam beberapa hari terakhir.
Setidaknya, 29 orang, termasuk 22 orang dari kelompok Houthi tewas pada Sabtu malam lalu di provinsi Hodeida.
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.