ANKARA, KOMPAS.com - Menteri Luar Negeri Turki Mevlut Cavusoglu melontarkan pernyataan kontroversial terkait pendeta Amerika Serikat (AS) yang dibebaskan, Andrew Brunson.
Dalam pertemuan Doha Forum, dia menuturkan pendeta yang dituduh terlibat kudeta 2016 bekerja bagi Badan Intelijen Pusat AS (CIA).
Baca juga: Pendeta AS yang Ditahan 2 Tahun di Turki Dibebaskan
"Semua orang sangat fokus kepada Pastor Brunson ini, yang notabene adalah seorang agen CIA," kata Cavusoglu dilansir Al Arabiya Senin (17/12/2018).
Menlu yang menjabat November 2015 itu menjelaskan dia merupakan pribadi yang lurus seperti Presiden Recep Tayyip Erdogan.
"Namun fakta itu adalah isu minor dalam hubungan kami. Saat ini, kami menghadapi permasalahan yang lebih berat," ujar Cavusoglu.
AS bereaksi dengan meminta Brunson bebas, yang ditanggapi Ankara dengan meminta AS menyerahkan Fethullah Gulen, sosok yang dianggap sebagai otak kudeta 2016.
American Pastor Andrew Brunson who had been jailed in Turkey for two years before his recent release with pressure from @realDonaldTrump gov't is in fact a "CIA agent", claims #Turkey's Foreign Minister Mevlut Cavusoglu at #DohaForum2018 interview. pic.twitter.com/gUEtPx9RJ4
— Abdullah Bozkurt (@abdbozkurt) December 16, 2018
Karena ia tak segera dibebaskan, AS memberikan sanksi kepada dua menteri Turki yang dianggap terlibat dalam penahanan Brunson. Selain itu,
Presiden Donald Trump juga mengumumkan bakal menggandakan bea masuk untuk dua produk ekspor Turki, antara lain baja dan aluminium.
Oktober lalu, pengadilan Turki akhirnya membebaskan Brunson dengan pertimbangan dia sudah menjalani dua tahun hukuman dan berperilaku baik.
Meski Brunson telah dibebaskan, namun ketegangan antara AS dengan Turki dilaporkan masih ada. Menlu AS Mike Pompeo mendesak Ankara membebaskan warga AS lainnya.
Di antara warga AS yang ditahan di Turki ada seorang ilmuwan NASA bernama Serkan Golge, yang dijatuhi hukuman penjara tujuh tahun pada Februari lalu atas tuduhan teror.
Kemudian masih ada dua staf diplomatik AS, salah satunya, mantan staf konsulat Adana Hamza Ulucay.
Baca juga: AS Siap Jatuhkan Sanksi Lagi ke Turki jika Pendetanya Tak Dibebaskan
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.