"Tidak ada pembagian antara timur dan barat kota di Yerusalem. Yerusalem adalah satu kesatuan, bersatu," lanjutnya.
"Kendali Israel terhadapnya adalah abadi. Kedaulatan kami tidak akan dipartisi atau dirusak. Kami berharap Australia segera menemukan cara untuk memperbaiki kesalahan yang dibuatnya," tambah Hanegbi.
Kritik juga datang dari Otoritas Palestina yang menyebut pemerintah Australia telah bertindak picik.
Baca juga: Palestina Kecam Keputusan Australia soal Status Yerusalem Barat
"Seluruh Yerusalem tetap menjadi masalah status akhir untuk negosiasi, sedangkan Yerusalem Timur, di bawah hukum internasional, merupakan bagian integral dari wilayah Palestina yang diduduki," kata Kepala Negosiasi Palestina, Saeb Erekat.
Sebelum Australia, negara lain seperti Guatemala dan Paraguay juga telah mengumumkan pengakuan terhadap Yerusalem sebagai ibu kota Israel, mengikuti jejak Amerika Serikat.
Namun, Paraguay mencabut keputusan tersebut setelah terjadi perubahan kepemimpinan.
Tulis komentar dengan menyertakan tagar #JernihBerkomentar dan #MelihatHarapan di kolom komentar artikel Kompas.com. Menangkan E-Voucher senilai Jutaan Rupiah dan 1 unit Smartphone.
Syarat & Ketentuan