Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mahathir: Tidak Ada Negara yang Berhak Akui Yerusalem sebagai Ibu Kota Israel

Kompas.com - 16/12/2018, 21:20 WIB
Agni Vidya Perdana

Penulis

Sumber Reuters,SCMP

BANGKOK, KOMPAS.com - Perdana Menteri Malaysia Mahathir Mohamad buka suara tentang langkah pemerintah Australia yang mengeluarkan pernyataan mengakui Yerusalem Barat sebagai ibu kota Israel.

Mahathir, pada Minggu (16/12/2018), mengatakan bahwa tidak ada satu pun negara di dunia yang berhak mengakui Yerusalem sebagai ibu kota Israel.

"Yerusalem harus tetap seperti sekarang dan bukan ibu kota Israel," kata Mahathir, di sela acara di Bangkok.

"Yerusalem selalu berada di bawah Palestina, lalu mengapa mereka mengambil inisiatif untuk membagi Yerusalem... Mereka tidak memiliki hak," lanjut Mahathir.

Baca juga: Mahathir: Orang Malaysia Tak Mau Kerja Keras, Hanya Ingin Dibantu

Sebelumnya, pada Sabtu (15/12/2018), Pemerintah Australia mengeluarkan pernyataan yang mengakui kota Yerusalem Barat sebagai ibu kota Israel.

Melalui Perrdana Menteri Australia Scott Morrison, Canberra mengumumkan pergeseran kebijakan luar negerinya sebagai keputusan yang berimbang dan terukur.

"Australia sekarang mengakui Yerusalem Barat, yang menjadi pusat pemerintahan Knesset (Parlemen Israel) dan banyak lembaga pemerintahan, adalah ibu kota Israel," katanya dalam sebuah pidato di Sydney.

Sedangkan terkait solusi dua negara, pemerintah Australia juga memutuskan untuk mengakui aspirasi rakyat Palestina bagi negara masa depan mereka dengan ibu kota di Yerusalem Timur.

Sementara, pengumuman itu juga disambut dengan kritik dari Israel yang menyebut Australia telah melakukan kesalahan dalam penyampaian kabar baik itu.

"Dengan menyesal, dalam kabar positif ini mereka melakukan sebuah kesalahan," kata Tzachi Hanegbi, menteri Israel untuk kerja sama regional.

"Tidak ada pembagian antara timur dan barat kota di Yerusalem. Yerusalem adalah satu kesatuan, bersatu," lanjutnya.

"Kendali Israel terhadapnya adalah abadi. Kedaulatan kami tidak akan dipartisi atau dirusak. Kami berharap Australia segera menemukan cara untuk memperbaiki kesalahan yang dibuatnya," tambah Hanegbi.

Kritik juga datang dari Otoritas Palestina yang menyebut pemerintah Australia telah bertindak picik.

Baca juga: Palestina Kecam Keputusan Australia soal Status Yerusalem Barat

"Seluruh Yerusalem tetap menjadi masalah status akhir untuk negosiasi, sedangkan Yerusalem Timur, di bawah hukum internasional, merupakan bagian integral dari wilayah Palestina yang diduduki," kata Kepala Negosiasi Palestina, Saeb Erekat.

Sebelum Australia, negara lain seperti Guatemala dan Paraguay juga telah mengumumkan pengakuan terhadap Yerusalem sebagai ibu kota Israel, mengikuti jejak Amerika Serikat.

Namun, Paraguay mencabut keputusan tersebut setelah terjadi perubahan kepemimpinan.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Sumber Reuters,SCMP
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com