Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Erdogan: Turki Bakal Mulai Operasi Militer Baru di Suriah

Kompas.com - 13/12/2018, 11:50 WIB
Agni Vidya Perdana

Penulis

ANKARA, KOMPAS.com - Turki bersiap untuk memulai kembali operasi militer melawan milisi Kurdi di Suriah.

Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan menyebut operasi militer baru itu akan dimulai dalam beberapa hari ke depan.

Erdogan menyebut, sasaran operasi militer di Suriah kali ini masih kelompok milisi Kurdi Suriah yang dikenal dengan Unit Perlindungan Rakyat (YPG).

Ankara memandang YPG, yang didukung AS, sebagai kelompok teroris atas keterlibatannya dalam upaya kudeta Turki yang gagal pada 2016.

Kelompok milisi itu berperan penting dalam pasukan koalisi pimpinan AS saat mengusir ISIS dari Suriah.

"Kami akan meluncurkan operasi ke timur Eufrat dalam beberapa hari mendatang untuk menyelamatkannya dari organisasi teroris separatis," kata Erdogan dalam pertemuan pertahanan di Ankara, Rabu (12/12/2018).

Baca juga: Tiga Migran Ditemukan Mati Beku di Perbatasan Turki

"Saat ini sudah tiba waktunya untuk menyadari keputusan kami yang ingin menghapuskan keberadaan kelompok-kelompok teror di timur Eufrat," tambahnya.

Selama bertahun-tahun, Turki telah mengkritik AS yang memberikan dukungannya terhadap kelompok milisi itu.

Ankara juga menyampaikan kekhawatirannya atas peningkatan pos-pos pengawasan yang dibangun AS di sepanjang perbatasan Suriah dengan Turki, yang menurut Erdogan dibangun untuk melindungi YPG.

"Sangat jelas bahwa tujuan dari pos-pos pengawasan AS ini bukan untuk melindungi negara kami dari teroris, melainkan melindungi teroris dari Turki," kata Erdogan.

"Mereka adalah cabang dari PKK (Partai Pekerja Kurdistan). Bukti yang ada sangat jelas. Lantas mengapa AS bekerja sama dengan mereka dan bukan dengan kami?" tambahnya, seperti dilansir United Press International.

Meski ada perbedaan dalam pandangan terhadap kelompok YPG, Erdogan menegaskan militernya tetap akan menghindari melakukan kontak dengan pasukan AS.

Erdogan mengatakan tidak ingin perbedaan pandangan pemerintahannya dengan AS tentang Suriah dapat merusak hubungan kedua negara.

Turki juga menentang rencana AS untuk melatih dan mempersenjatai 40.000 pasukan pemberontak Suriah untuk melawan pemerintahan Presiden Bashar al-Assad.

Baca juga: Erdogan: Turki Tidak Bermaksud Bahayakan Kerajaan Saudi dengan Kasus Khashoggi

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com