Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 10/12/2018, 15:46 WIB

KOMPAS.com - Penghargaan Nobel selama ini menjadi penghargaan prestisius. Tak sembarangan orang bisa masuk nominasi, apalagi mendapat Penghargaan Nobel.

Ada kriteria tertentu yang diberikan oleh panitia untuk menjaring seseorang agar bisa masuk nominasi.

Hari ini 117 tahun yang lalu, tepatnya pada 10 Desember 1901, Penghargaan Nobel diberikan kepada seseorang yang berpengaruh dalam bidang tertentu. Bertempat di Stockholm, Swedia acara penghargaan ini kali pertama diberikan.

Terdapat lima bidang yang diadakan yakni bidang fisika, kimia, kedokteran, sastra, dan perdamaian. Pemberian penghargaan itu terjadi pada ulang tahun kelima kematian Alfred Nobel, penemu dinamit dan bahan peledak tinggi lainnya dari Swedia.

Sebelum Alfred Nobel Meninggal

Pada 27 November 1895, seorang kimiawan, insiyur, dan pebisnis Swedia bernama Alfred Nobel menandatangani surat wasiat.

Dilansir dari History.com, dalam surat wasiatnya, Alfred Nobel memberikan sebagian besar kekayaannya pada seseorang yang telah berjasa dalam berbagai bidang. Tujuannya, memberikan apresiasi kepada orang yang bermanfaat bagi umat manusia.

Meskipun Nobel tidak menawarkan kepada publik alasan utama rencananya ini, secara luas diyakini bahwa ia melakukannya karena penyesalan moral atas penggunaan dinamit yang ditemukannya.

Ketika bisnis ayahnya tersendat setelah berakhirnya Perang Krimea, Nobel kembali ke Swedia dan mendirikan laboratorium untuk bereksperimen dengan bahan peledak.

Pada 1863, ia menemukan cara untuk mengendalikan nitrogliserin, cairan yang sangat mudah menguap yang baru-baru ini ditemukan tetapi sebelumnya dianggap terlalu berbahaya untuk digunakan.

Baca juga: Hari Ini dalam Sejarah: Nobel, Berawal dari Wasiat Alfred Nobel

Alfred Nobel, penemu dinamit dan penggagas Hadiah Nobel.via www.alfrednobel.org Alfred Nobel, penemu dinamit dan penggagas Hadiah Nobel.
Dua tahun kemudian, Nobel menemukan peledak, detonator yang diperbaiki yang meresmikan penggunaan bahan peledak tinggi modern. Sebelumnya, peledak yang paling diandalkan adalah serbuk hitam, sejenis bubuk mesiu.

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Halaman:
Sumber Time,History
Video rekomendasi
Video lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+


Rekomendasi untuk anda
27th

Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!

Syarat & Ketentuan
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Verifikasi akun KG Media ID
Verifikasi akun KG Media ID

Periksa kembali dan lengkapi data dirimu.

Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.

Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com