Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Soal Dana Penobatan Kaisar, 240 Warga Jepang Gugat Pemerintah

Kompas.com - 10/12/2018, 15:16 WIB
Veronika Yasinta

Penulis

Sumber AFP

TOKYO, KOMPAS.com - Tahun depan, Kaisar Jepang Akihito memutuskan untuk mundur dari takhta. Dengan begitu, sang putra mahkota Naruhito.

Namun, upacara penobatan kaisar baru justru membuat sebagian penduduk "Negeri Matahari Terbit" itu tidak senang.

Pasalnya, sekitar 240 warga Jepang menggugat pemerintah atas rencana penggunaan uang rakyat untuk upacara tahun depan untuk menandai penobatan kaisar baru.

AFP mengabarkan, mereka semua bergabung dengan mengajukan gugatan di Pengadilan Distrik Tokyo.

Baca juga: Masako, Putri Mahkota Jepang yang Mengaku Grogi Jelang Penobatan

Menurut mereka, penyelenggaraan upacara keagamaan dengan anggaran nasional melanggar ketentuan pemisahan konstitusi antara agama dan negara.

Anggaran untuk upacara memang belum diumumkan, tapi pemerintah akan mengikuti preseden.

Salah satu penggugat, Koichi Shin, mengatakan upacara yang digelar pada 1990 usai Akihito naik takhta, biasanya sekitar 12,3 miliar yen atau setara dengan Rp 1,5 triliun dengan kurs saat ini.

Dia dan yang lainnya berupaya untuk menangguhkan pengeluaran uang negara untuk ritual termasuk Daijosai.

Sebagai informasi, kaisar baru akan menjalani ritual Daijosai, sebuah ritual pelantikan paling penting untuk panen yang melimpah dan perdamaian.

"Ini merupakan upacara keagamaan yang didasarkan pada Shintoisme kekaisaran," ucap Shin.

Mereka juga mencari ganti rugi sebesar 10.000 yen atau Rp 1,2 juta untuk masing-masing atas tekanan emosional akibat masalah ini.

Gugatan tersebut diajukan setelah Pangeran Jepang Akishino, putra bungsu Kaisar Akihito, mengatakan ritual Daijosai yang akan berlangsng pada November tahun depan memiliki sifat sangat religius.

"Saya ingin mengetahui apa pantas membiayai hal yang sangat religius dengan uang negara," katanya.

Gugatan serupa pernah diajukan terhadap pemerintah ketika Akihito dinobatkan usai kematian ayahnya, Kaisar Hirohito, pada 1989.

Baca juga: Pangeran Jepang Kritik Ritual Penobatan Kaisar Baru Pakai Uang Rakyat

Semua kasus pada waktu itu dibuang, tetap pengadilan tinggi tidak dapat menyangkal kecurigaan mengenai beberapa upacara melanggar prinsip pemisahan agama dan negara.

"Pada penobatan terakhir, sekitar 1.700 penggugat mengajukan tuntutan hukum, dan ada dukungan publik tertentu," kata Shin.

Setelah penobatan pada Mei tahun depan, pemerintah juga berencana mengadakan dua upacara besar pada Oktober dan November, mengikuti contoh yang ada pada 30 tahun lalu.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Sumber AFP
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com