WASHINGTON DC, KOMPAS.com - Rusia dilaporkan menawarkan bantuan kepada tim kampanye Donald Trump dalam Pemilihan Presiden Amerika Serikat (AS) 2016.
Informasi tersebut disediakan oleh mantan pengacara Trump, Michael Cohen, seperti yang tertuang dalam memo Penasihat Khusus Intervensi Rusia Robert Mueller.
AFP dan Sky News memberitakan Sabtu (8/12/2018), dalam memo Mueller berujar Cohen telah memberikan bukti yang bisa dipercaya dan relevan.
Baca juga: Terkait Kasus Intervensi Rusia, Putra Sulung Trump Tak Takut Dipenjara
"Cohen berusaha memperbaiki kesalahannya, membantu penyelidikan khusus ini, dan tetap merespon ketika dibutuhkan penyelidik," ujar Mueller.
Dalam tiga dokumen terpisah, dikatakan Cohen melakukan kontak dengan "orang terpercaya" Rusia pada November 2015, atau lima bulan setelah Trump mengumumkan niatnya maju sebagai presiden.
"Sosok terpercaya" itu menawarkan "sinergi politik" serta "sinergi di level pemerintahan", dan menawarkan untuk bisa bertemu dengan Trump.
Sosok tersebut juga menawarkan untuk mengatur pertemuan antara Trump dengan Presiden Rusia Vladimir Putin, dan menyatakan pertemuan bakal memberikan dampak "fenomenal".
"Pertemuan itu tidak hanya berdampak secara politik, namun juga bisnis. Namun, Cohen tidak pernah menindaklanjutinya," bunyi dokumen tersebut.
Dalam catatan kaki, tim Mueller menjelaskan Cohen berbicara kepada Trump terkait hubungan dengan pemerintah Rusia untuk "mengukur" minat mereka.
Pekan lalu, Cohen memberikan pengakuan bahwa dia sudah berbohong kepada Kongres AS terkait kesepakatan pembangunan real estate di Moskwa.
Karena bantuan itu, dilaporkan Mueller tidak memberikan rekomendasi perpanjangan masa penahanan kepada eks pengacara berusia 52 tahun itu.
Setelah memo tersebut muncul, Trump menanggapinya dengan mengunggah kicauan di Twitter. "Sudah jelas Presiden dibersihkan. Terima kasih!" katanya.
Jaksa penuntut menjelaskan perilaku Cohen didasari keserakahan pribadi di mana dia berusaha untuk memengaruhi Pilpres AS dari balik layar.
Cohen bersikap kooperatif demi mendapatkan keringanan hukuman. Namun jaksa menegaskan dia harus mendapat ganjaran yang setimpal.
Sebelumnya, Cohen juga mengakui dia sudah mendapat perintah dari Trump untuk mengatur pembayaran mantan model Playboy Karen McDougal dan bintang porno Stormy Daniels.
Kedua perempuan itu mengaku telah berselingkuh dengan Trump, dan pembayaran itu dimaksudkan sebagai alat tutup mulut.
Baca juga: Trump Sebut Putin Bertanggung Jawab atas Intervensi Rusia di Pemilu AS
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.