Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Janji Rawat Anak, 32 Perempuan Kamboja yang Sewakan Rahim Dibebaskan

Kompas.com - 07/12/2018, 10:15 WIB
Veronika Yasinta

Penulis

Sumber AFP

PHNOM PENH, KOMPAS.com - Sebanyak 32 perempuan Kamboja yang menyewakan rahimnya kepada klien China akhirnya dibebaskan.

Otoritas mengumumkan pada Kamis (6/12/2018) pembebasan itu menyusul janji mereka untuk merawat dan menjaga anak-anak.

Melansir AFP, para perempuan tersebut dituding melakukan perdagangan manusia usai digerebek pada Juni lalu terkait bisnis sewa rahim di Phnom Penh.

Baca juga: Praktik Sewa Rahim Ilegal, 32 Perempuan Hamil di Kamboja Ditangkap

Seperti diketahui, Kamboja melarang peran ibu pengganti pada 2016, setelah Thailand mencabut kebijakan tersebut pada tahun sebelumnya.

Namun, pelonggaran kebijakan satu anak di China justru menyebabkan permintaan klinik kesuburan meningkat dan pasar gelap Kamboja menawarkan layanan sewa rahim.

Sekjen Komite Nasional Penanggulangan Perdagangan Manusia Pon Samkhan mengatakan, para perempuan tersebut dibebaskan pada pekan ini, dan 17 di antaranya dibebaskan pada Rabu depan.

Sebagian besar dari perempuan itu masih dalam keadaan sedang hamil. Mereka sepakat untuk tidak menyerahkan bayinya, sebelum dibebaskan dari tahanan dengan jaminan.

Seorang pejabat senior polisi di Komite Penanggulangan Perdagangan Manusia juga mengoonfirmasi pembebasan mereka atas dasar alasan kemanusiaan.

"Mereka telah sepakat untuk tidak menjual bayi-bayi itu dan akan membesarkan mereka," katanya.

Jika mereka melanggar perjanjian itu, maka hukuman 15 tahun penjara telah menanti.

Baca juga: Kamboja Bantah China Bangun Pangkalan Militer di Negeri Itu

Kasus ini turut melibatkan lima orang lainnya, termasuk seorang warga negara China yang ditangkap dan dituduh melakukan perdagangan manusia.

Kamboja telah menjadi tujuan internasional yang populer bagi pasangan tidak subur yang ingin memiliki bayi melalui sewa rahim komersial.

Selain Kamboja, Thailand dan India juga telah melarang surrogacy komersial, menyusul serangkaian kasus yang menimbulkan kekhawatiran tentang eksploitasi.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Sumber AFP
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com