Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 06/12/2018, 10:50 WIB

PYONGYANG, KOMPAS.com - Korea Utara diduga telah memperluas basis peluncuran rudal jarak jauhnya.

Perluasan tersebut bahkan masih dilakukan setelah pertemuan puncak antara pemimpin negara itu, Kim Jong Un, dengan Presiden AS Donald Trump di Singapura, Juni lalu.

Dugaan tersebut muncul setelah diperolehnya foto hasil citraan satelit yang dirilis oleh CNN, pada Rabu (5/12/2018).

Menurut CNN, Pyongyang telah meningkatkan pangkalan rudalnya di Yeongjeo-dong, yang berada di pedalaman pegunungan Korea Utara.

Tak hanya itu, aktivitas pembangunan juga terlihat dilakukan di sejumlah fasilitas lain yang belum pernah diidentifikasi secara publik.

Baca juga: Lembaga Penelitian AS Klaim Temukan Bukti Korut Sembunyikan Pangkalan Rudal

"Hasil citraan satelit menunjukkan bahwa basis itu masih aktif. Bahkan, dalam setahun terakhir, Korea Utara telah dengan jelas memperluas fasilitas lain di dekatnya yang tampak seperti basis misil yang lain," ungkap laporan penelitian dari Middlebury Institute of International Studies at Monterey.

Hasil terbaru dari foto satelit yang diperoleh CNN yang menunjukkan perluasan yang signifikan dari basis peluncuran misil jarak jauh di dalam pegunungan di Korea Utara.CNN Hasil terbaru dari foto satelit yang diperoleh CNN yang menunjukkan perluasan yang signifikan dari basis peluncuran misil jarak jauh di dalam pegunungan di Korea Utara.
"Pembangunan di lokasi yang tak teridentifikasi sebelumnya telah terus berlanjut bahkan setelah pertemuan di Singapura," kata Jeffrey Lewis dari Middlebury Institute, kepada CNN.

Sementara dari pejabat AS sejak lama mengatakan tidak terkejut dengan temuan serupa. Namun mereka juga menolak memberi tanggapan lebih lanjut tentang kapan situs tersebut teridentifikasi.

"Kami mengawasi Korea Utara dengan cermat. Kami terus mendukung dilakukannya proses diplomatik. Kita tidak akan mendiskusikan masalah intelijen," kata juru bicara Pentagon, Letkol Chris Logan.

Penasihat Keamanan Nasional AS, John Bolton menyampaikan pada Selasa (4/12/2018), bahwa Trump berpikir Kim Jong Un belum memenuhi komitmennya terhadap hasil pertemuan di Singapura.

AS telah bersikeras bahwa Korea Utara harus merampungkan denuklirisasi Semenanjung Korea secara lengkap, dapat diverifikasi, dan tidak dapat dikembalikan, sebelum sanksi dicabut.

Namun Korea Utara menilai perlu ada timbal balik dari AS dari proses denuklirisasi yang telah dilakukan secara bertahap.

Baca juga: Jika Ingin Korut Denuklirisasi, AS Harus Pertimbangkan Cabut Sanksi

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Sumber CNN,AFP
Video rekomendasi
Video lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+


Rekomendasi untuk anda
27th

Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!

Syarat & Ketentuan
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Verifikasi akun KG Media ID
Verifikasi akun KG Media ID

Periksa kembali dan lengkapi data dirimu.

Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.

Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com