Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Jika AS Keluar dari Perjanjian Nuklir, Rusia Sudah Siap Lomba Senjata

Kompas.com - 04/12/2018, 22:22 WIB
Ardi Priyatno Utomo

Penulis

Sumber Newsweek

MOSKWA, KOMPAS.com - Rusia mengklaim sudah merencanakan perlombaan senjata jika Amerika Serikat keluar dari perjanjian nuklir era Perang Dingin.

Dalam konferensi pers, Menteri Pertahanan Sergey Shoigu mengungkapkan rencana jajarannya untuk meningkatkan kemampuan militer.

Newsweek memberitakan Selasa (4/12/2018), Shoigu berujar salah satunya Rusia bakal melancarkan sekitar 4.000 kali latihan perang.

Baca juga: Putin Ancam AS jika Keluar dari Perjanjian Nuklir Era Perang Dingin

"Kami mempertimbangkan memperkuat kapasitas tempur dan sarana militer di tengah perlombaan senjata terkait rencana AS," beber Shoigu.

Panglima Tertinggi yakni Presiden Vladimir Putin, tutur Shoigu, sudah mendapat pemberitahuan mengenai rencana Kementerian Pertahanan.

"Pengembangan pasukan bertujaun memastikan keamanan negara dan menangkal teknologi canggih musuh," papar Shoigu merujuk kepada AS.

Selain menggelar banyak latihan perang, media Rusia juga mengulas pemerintah bakal mempermudah perizinan militer dalam mendapatkan peralatan baru.

Perjanjian bernama Traktat Nuklir Jarak Menengah (INF) itu dibuat pada 1987 antara Presiden AS Ronald Reagan dan Pemimpin Uni Soviet Mikhail Gorbachev.

Dalam perjanjian tersebut, baik Rusia maupun AS dilarang memproduksi rudal balistik maupun penjelajah dengan daya tempuh 500-5.500 kilometer.

Tujuan dari perjanjian itu adalah mencegah kemungkinan perang nuklir. Sebab rudal jarak menengah bisa mencapai target hanya dalam waktu beberapa menit.

Imbas dari penerapan INF, Rusia menghancurkan sekitar 2.000 rudalnya. Sementara Washington dilaporkan memusnahkan 850 misil.

Namun pada Oktober lalu, Presiden AS Donald Trump mengumumkan rencana keluar dari INF setelah menuduh Moskwa telah melakukan pelanggaran.

Selain itu, Penasihat Keamanan Nasional AS John Bolton menuturkan perjanjian nuklir yang terbaru harus mencakup China.

Gedung Putih dilaporkan mendesak Rusia untuk mematuhi INF dalam waktu dua bulan. Jika tidak, Washington bakal benar-benar meninggalkannya.

Harian Rusia Kommersant mengulas Moskwa tidak akan mendengarkan desakan AS karena selama ini, mereka tak pernah merespon ultimatum.

Sejumlah pakar menyatakan bubarnya INF justru adalah momen yang paling diinginkan Rusia. Sebab, kesepakatan itu rupanya tidak populer di kalangan pemimpin militer Kremlin.

Baca juga: AS Berniat Halangi Rusia Peroleh Resolusi PBB untuk Kesepakatan Nuklir

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Sumber Newsweek
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com