KIEV, KOMPAS.com - Presiden Ukraina Petro Poroshenko berkata dia bakal menyiagakan korps cadangan untuk menghadapi kemungkinan adanya invasi Rusia.
Dilansir Sky News Senin (3/12/2018), pasukan cadangan itu bakal menjalani pelatihan sebagai bagian darurat militer yang dia umumkan November lalu.
"Ukraina memutuskan untuk bersikap sebagai respon atas ancaman invasi skala besar yang bakal dilakukan Rusia," kata Poroshenko.
Baca juga: Presiden Ukraina: Rusia Tempatkan 80.000 Pasukan hingga 500 Jet Tempur
Dia juga mendesak agar Jerman dan negara sekutu Ukraina yang lain menempatkan kapal perang mereka di Laut Hitam untuk menangkal agresi Rusia.
Pernyataan Poroshenko itu disikapi juru bicara kepresidenan Rusia Dmitry Peskov sebagai upaya absurd untuk semakin memperkeruh situasi.
"Tuduhan yang mereka alamatkan kepada Rusia benar-benar tidak punya basis data yang kuat," kata Peskov. Namun, dia mengakui militernya menggelar latihan.
Pasukan Rusia yang berada di Crimea menggelar latihan dengan melibatkan sistem pertahanan rudal anti-kapal perang Bal dan Bastion.
Undang-undang darurat militer diumumkan Poroshenko pada 26 November setelah terjadi insiden antara Ukraina dan Rusia di dekat Semenanjung Crimea sehari sebelumnya (25/11/2018).
Saat itu, dua kapal artileri ringan dan satu kapal tongkang Ukraina ditembaki dan disita penjaga perbatasan Rusia di Selat Kerch.
Kiev bersikeras kapalnya berada di perairan internasional ketika diserang. Adapun Kremlin mengatakan kapal Ukraina sudah melanggar teritori mereka.
Poroshenko berujar dia berniat untuk menelepon Presiden Vladimir Putin untuk mendiskusikan masalah itu namun mendapat penolakan.
Poroshenko mengklaim punya bukti intelijen Rusia sedang menyiapkan serangan darat dengan menempatkan tank di perbatasan.
Insiden itu menjadi perhatian Inggris di mana Menteri Pertahanan Gavin Williamson menuturkan Ukraina adalah mitra potensial.
Empat hari sebelum insiden di Selat Kerch terjadi, London sudah mengumumkan bakal menempatkan kapal perang HMS Echo di Laut Hitam pada 2019.
Kemudian pada Januari dan Februari 2019, pasukan dari seluruh kesatuan Inggris bakal mengadakan latihan gabungan bersama militer Ukraina.
Lebih dari 9.500 personel militer Ukraina dilaporkan telah berlatih bersama tentara Inggris dalam tiga tahun terakhir.
Baca juga: Tank Rusia Disebut Sudah Berkumpul di Perbatasan Ukraina
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.