Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Lama Bergeming, Kini Kepala Intelijen Inggris Peringatkan Rusia

Kompas.com - 04/12/2018, 12:45 WIB
Veronika Yasinta

Penulis

Sumber CNN,AFP

LONDON, KOMPAS.com - Kepala Dinas Intelijen Inggris (SIS) Alex Younger menyatakan akan melawan musuh yang berencana mengancam hukum dan nilai-nilai di Inggris.

Pernyataan Younger itu dilontarkan pada Senin (3/12/2018) ketika berbicara di St Andrews University.

Melansir CNN, dia meyakini musuh-musuh saat ini dalam "keadaan konfrontasi abadi" dengan Inggris.

Ucapannya itu mengarah pada serangan racun saraf Salisbury beberapa bulan lalu dan kinerja SIS atau juga dikenal sebagai MI6 dalam menggagalkan rencana teror ISIS.

Baca juga: Inggris: Wawancara Dua Tersangka Pelaku Serangan Racun Saraf Rekayasa

Seperti diketahui, Inggris menuding kasus peracunan mantan agen ganda Sergei Skripal dilakukan oleh dua agen dinas intelijen militer Rusia atau GRU.

MI6 juga menuduh GRU telah meretas pengawas senjata kimia OPCW di Den Haag pada bulan berikutnya dalam upaya nyata untuk mengetahui jalannya penyelidikan kasus Skripal.

Younger menyebut aksi peracunan itu sebagai tindakan bermusuhan yang mencolok. Skripal selamat, tapi Rusia membantah terlibat dalam insiden tersebut

"Skripal datang ke Inggris dalam program pertukaran mata-mata yang ditengahi Amerika Serikat, telah diampuni oleh presiden Rusia, dan sejauh yang kami anggap itu memiliki arti," kata Younger.

"Itu bukan asumsi yang akan kita buat lagi," ucapnya, seperti dikutip dari AFP.

Younger kini fokus untuk memastikan Rusia menanggung semua untuk setiap serangan terhadap Inggris yang cukup tinggi.

"Kami akan melakukan ini dengan cara kami sendiri, sesuai dengan hukum kami, dan nilai-nilai kami," katanya.

Baca juga: Rusia Tak Kenal Dua Tersangka Pelaku Serangan Racun Saraf di Inggris

"Kami akan tetap berhasil, dan saya mendesak Rusia atau negara lain yang bermaksud untuk mengubah cara hidup kami untuk tidak meremehkan tekad kami dan kemampuan kami, atau mereka dari sekutu kami," imbuhnya.

Sebagai informasi, Younger sangat jarang membuat pernyataan ke publik. Dikenal dengan panggilan C, dia hanya menyampaikan satu pidato lain sepanjang menjabat kepala SIS selama empat tahun.

Pada 2016, dia berbicara tentang kuasa Rusia dalam konflik Suriah yang disebutnya sebagai "tragedi yang terbentang".

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Sumber CNN,AFP
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com