Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Biografi Tokoh Dunia: Rosa Parks, Melawan Segregasi Rasial

Kompas.com - 03/12/2018, 18:53 WIB
Veronika Yasinta

Penulis

Bus itu penuh dan pengemudi melihat beberapa penumpang kulit putih berdiri di lorong.

Dia menghentikan laju busnya dan memindahkan tanda yang memisahkan dua bagian, lalu meminta empat penumpang berkulit hitam untuk menyerahkan kursi mereka.

Tidak ada aturan khusus yang mengharuskan pengemudi menuntut penumpang menyerahkan kursi kepada siapa pun tanpa memandang warna kulit.

Namun, pengemudi bus Montgomery telah mengadopsi kebiasaan pemakaian tanda untuk memisahkan penumpang berdasarkan warna kulit.

Jika perlu, pengemudi bahkan akan meminta penumpang menyerahkan menyerahkan kursi ke penumpang berkulit putih. Apabila menolak, pihak berwenang akan turun tangan.

Kembali ke kisah Rosa. Tiga penumpang kulit hitam bersedia untuk menyingkir dari kursi mereka, tapi tidak bagi Rosa.

Dia menolak dan tetap duduk.

"Mengapa Anda tidak berdiri,?" tanya pengemudi itu.

"Saya tidak berpikir saya harus berdiri," ucapnya.

Pengemudi memanggil polisi dan menangkap Rosa, kemudian menempatkannya di dalam tahanan.

Muncul beredar spekulasi bahwa perempuan itu hanya kelelahan secara fisik sehingga insiden tersebut terjadi.

"Orang-orang bilang saya tidak menyerahkan (kursi) karena saya lelah," tulisnya pada otobiografinya,

"Tapi itu tidak benar. Saya tidak lelah secara fisik. Satu-satunya lelah saya adalah lelah menyerah," imbuhnya.

Aksi boikot bus

Rosa diberi kesempatan untuk menghubungi satu orang melalui sambungan telepon. Dia memilih menelepon suaminya.

Namun, kabar tentang penangkapannya telah menyebar cepat. Ketua NAACP setempat ED Nixon langsung menyusun rencana untuk mengatur boikot bus kota Montgomery.

Iklan ditempatkan di berbagai koran lokal dan selebaran dicetak, didistribusikan di perumahan warga.

Komunitas Afrika-Amerika diminta untuk tidak memakai bus kota pada Senin, 5 Desember 1955, yang bertepatan pada digelarnya persidangan bagi Rosa.

Masyarakat didorong untuk tinggal di rumah, atau berangkat-pulang kerja dengan taksi atau berjalan kaki.

Dengan sebagian besar komunitas Afrika-Amerika tidak naik bus, aksi boikot yang lebih lama akan berhasil.

Mereka kemudian membentuk Montgomery Improvement Association, yang memilih Dr Martin Luther King Jr sebagai pemimpin.

Halaman:
Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com