Bus itu penuh dan pengemudi melihat beberapa penumpang kulit putih berdiri di lorong.
#OnThisDay in 1955, Rosa Parks refused to give up her bus seat for a white passenger on a Montgomery bus. By rejecting the request, Parks joined a fierce group of ladies to initiate the Montgomery Bus Boycott. This nonviolent movement created a path. #FreedomForward pic.twitter.com/OUouU4q7vX
— NatCivilRightsMuseum (@NCRMuseum) 1 Desember 2018
Dia menghentikan laju busnya dan memindahkan tanda yang memisahkan dua bagian, lalu meminta empat penumpang berkulit hitam untuk menyerahkan kursi mereka.
Tidak ada aturan khusus yang mengharuskan pengemudi menuntut penumpang menyerahkan kursi kepada siapa pun tanpa memandang warna kulit.
Namun, pengemudi bus Montgomery telah mengadopsi kebiasaan pemakaian tanda untuk memisahkan penumpang berdasarkan warna kulit.
Jika perlu, pengemudi bahkan akan meminta penumpang menyerahkan menyerahkan kursi ke penumpang berkulit putih. Apabila menolak, pihak berwenang akan turun tangan.
Kembali ke kisah Rosa. Tiga penumpang kulit hitam bersedia untuk menyingkir dari kursi mereka, tapi tidak bagi Rosa.
Dia menolak dan tetap duduk.
"Mengapa Anda tidak berdiri,?" tanya pengemudi itu.
"Saya tidak berpikir saya harus berdiri," ucapnya.
#OTD Rosa Parks was arrested for refusing to give up her seat on a bus in Montgomery, Alabama on December 1, 1955.
The events triggered a 381-day boycott of the bus system by blacks that was organized by a 26-year-old Baptist minister, the Rev. Martin Luther King Jr. pic.twitter.com/vb1NRkrRHm
— NAACP (@NAACP) 1 Desember 2018
Pengemudi memanggil polisi dan menangkap Rosa, kemudian menempatkannya di dalam tahanan.
Muncul beredar spekulasi bahwa perempuan itu hanya kelelahan secara fisik sehingga insiden tersebut terjadi.
"Orang-orang bilang saya tidak menyerahkan (kursi) karena saya lelah," tulisnya pada otobiografinya,
"Tapi itu tidak benar. Saya tidak lelah secara fisik. Satu-satunya lelah saya adalah lelah menyerah," imbuhnya.
Rosa diberi kesempatan untuk menghubungi satu orang melalui sambungan telepon. Dia memilih menelepon suaminya.
Namun, kabar tentang penangkapannya telah menyebar cepat. Ketua NAACP setempat ED Nixon langsung menyusun rencana untuk mengatur boikot bus kota Montgomery.
Iklan ditempatkan di berbagai koran lokal dan selebaran dicetak, didistribusikan di perumahan warga.
Komunitas Afrika-Amerika diminta untuk tidak memakai bus kota pada Senin, 5 Desember 1955, yang bertepatan pada digelarnya persidangan bagi Rosa.
On This Day 1955: After the arrest of a black woman - Rosa Parks - for not moving to the rear of this bus, a black boycott of the Montgomery, Alabama bus system began. It was a key chapter in the civil rights movement. (PhotoWWR)
— West Wing Reports (@WestWingReport) 2 Desember 2018
/1 pic.twitter.com/tJ3yzaA13h
Masyarakat didorong untuk tinggal di rumah, atau berangkat-pulang kerja dengan taksi atau berjalan kaki.
Dengan sebagian besar komunitas Afrika-Amerika tidak naik bus, aksi boikot yang lebih lama akan berhasil.
Mereka kemudian membentuk Montgomery Improvement Association, yang memilih Dr Martin Luther King Jr sebagai pemimpin.
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.