Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kasus Khashoggi: Pesan yang Disadap CIA Ungkap Dugaan Keterlibatan MBS

Kompas.com - 01/12/2018, 21:22 WIB
Ardi Priyatno Utomo

Penulis

WASHINGTON DC, KOMPAS.com — Putra Mahkota Arab Saudi Mohammed bin Salman diduga terlibat dalam pembunuhan jurnalis Jamal Khashoggi.

Laporan tersebut dipaparkan Wall Street Journal berdasarkan dokumen rahasia milik Badan Intelijen Pusat Amerika Serikat (CIA).

Dikutip Middle East Eye pada Sabtu (1/12/2018), CIA mencegat setidaknya 11 pesan yang dikirimkan MBS beberapa jam sebelum dan sesudah Khashoggi dibunuh.

Baca juga: Pembunuhan Khashoggi, Menlu AS Sebut Tak Ada Bukti Mengarah pada MBS

CIA membuat dokumen kesimpulan berdasarkan penyadapan yang mereka lakukan terhadap pesan elektronik MBS maupun informasi intelijen lain.

Berdasarkan dokumen tersebut, MBS mengatakan kepada salah satu stafnya pada Agustus 2017 bahwa usahanya untuk membujuk Khashoggi kembali ke Saudi tidak berhasil.

Karena itu, dokumen tersebut memaparkan adanya upaya untuk memancing Khashoggi agar bersedia bertemu di suatu tempat.

"Komunikasi yang dilaksanakan tampaknya menandai sebuah operasi yang diluncurkan Saudi untuk melawan Khashoggi," bunyi dokumen CIA itu.

Pesan-pesan itu dikirim MBS kepada Saud al-Qahtani, penasihat bidang media yang dilaporkan memimpin tim beranggotakan 15 untuk berangkat ke Istanbul, Turki.

Dalam dokumen itu, Qahtani menggunakan departemen media kerajaan, serta Pusat Studi dan Hubungan Media (CSMARC) untuk mengatur rencana pembunuhan.

CIA dalam dokumen tersebut tentunya bakal sulit bagi Qahtani untuk menggunakan fasilitas negara tanpa mendapat persetujuan dari MBS.

Qahtani pernah meminta izin MBS ketika dia bermaksud mengejar operasi sensitif lainnya pada 2015, dan mencerminkan kontrol dan komando sang putra mahkota.

Dari dokumen itu, ditunjukkan MBS pernah memerintahkan Qahtani dan CSMARC untuk menargetkan lawannya baik domestik maupun di luar negeri, kalau perlu menggunakan kekerasan.

Qahtani sudah dipecat Raja Salman setelah kasus itu mencuat. Namun, sumber internal menyatakan dia masih melaksanakan tugasnya secara rahasia.

Khashoggi dibunuh pada 2 Oktober di Konsulat Saudi di Istanbul ketika mengurus dokumen pernikahan dengan tunangannya, Hatice Cengiz.

Baca juga: Media Saudi Tertipu Gambar Palsu tentang Penyambutan MBS di Mesir

Riyadh yang semula bersikukuh Khashoggi keluar dengan selamat akhirnya mengakui Khashoggi dibunuh dan dimutilasi di dalam konsulat.

Sementara sumber dari penyidik Turki menyatakan, potongan jenazah Khashoggi dilenyapkan menggunakan cairan asam dan dibuang ke saluran air.

CIA pada November lalu menyimpulkan, MBS berada di balik pembunuhan Khashoggi. Namun, Presiden Donald Trump berujar kesimpulan itu masih terlalu dini.

Trump menyatakan, kasus pembunuhan kontributor The Washington Post itu tak memengaruhi hubungan bilteral Saudi dan AS.

Dalam rilis resmi Gedung Putih, Trump mengatakan, Saudi mengimpor senjata dengan total kontrak 110 miliar dollar AS atau Rp 1.604 triliun.

"Tentu nominal belanja itu bakal menciptakan ratusan ribu lapangan pekerjaan dan meningkatkan ekonomi Amerika," beber Trump.

"Jika kami gegabah memutus kontrak tersebut, pihak yang bakal mengambil keuntungan adalah Rusia serta China," tambahnya.

Baca juga: Menlu Turki: 7 Menit Rekaman Pembunuhan Khashoggi Sangat Menjijikkan

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com