Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mengenang Nucleon, Konsep Mobil Bertenaga Nuklir Besutan Ford

Kompas.com - 01/12/2018, 16:07 WIB
Aswab Nanda Pratama,
Bayu Galih

Tim Redaksi

Sumber Gizmodo

KOMPAS.com - Pada era Perang Dunia II, nuklir digunakan untuk sebagai bom pemusnah massal. Hasilnya, Kota Hiroshima dan Nagasaki luluh lantah lantaran bom nuklir yang dikembangkan Amerika Serikat.

Ketika Perang Dingin bergulir, giliran Amerika Serikat dan Uni Soviet yang berlomba-lomba dalam mengembangkan senjata nuklir. Senjata pemusnah massal itu menjadikan kedua belah pihak bersitegang dan bahkan negara-negara lain merasakan hal yang sama.

Namun, tak selamanya teknologi nuklir digunakan untuk perang. Salah satu perusahaan mobil asal Amerika Serikat punya konsep menggunakan nuklir sebagai bahan bakar dalam industri otomotifnya.

Pabrikan bernama Ford Motor Company' mengembangkan konsep mobil mini bertenaga nuklir yang bernama "Nucleon".

Dilansir dari Gizmodo, mobil yang digunakan menggunakan fisi uranium yang terdapat di bagasinya. Ketakutan akan nuklir tak mengecilkan niat Ford untuk mengembangkan mobil mininya ini. Proyek ini dinilai paling ambisius dalam sejarah industri Ford.

Baca juga: 1 Desember 1913, Ford Memperkenalkan Perakitan Mobil Pertama

Dengan tampilan yang unik berupa desain mobil futuristik yang ramping, Ford menawarkan mobil yang lebih efisien dibandingkan mobil lain yang pernah dibangun.

Para insinyur Ford pada awalnya membayangkan tentang dunia akan dipenuhi layanan stasiun bahan bakar reaktor yang menggantikan bahan bakar minyak.

Ford Nucleon merupakan mobil konsep yang dikembangkan Ford pada 1957 yang dirancang sebagai mobil bertenaga nuklir masa depan. Salah satu dari beberapa desain seperti itu selama tahun 1950-an dan 1960-an. Konsep itu hanya ditunjukkan sebagai model skala.

Seperti kapal selam

Cara kerja nuklir dalam mobil ini ini hampir sama dengan teknologi yang digunakan kapal selam nuklir. Konsepnya adalah dengan menggunakan fisi uranium untuk memanaskan generator uap yang mengubahnya menjadi uap bertekanan tinggi untuk menggerakkan turbin.

Satu turbin uap akan menyediakan torsi untuk menggerakkan mobil, sementara yang lain akan menggerakkan generator listrik.

Dengan menggunakan cara ini, insinyur Ford berpendapat bahwa Nucleon bisa melakukan perjalanan sekitar 8.000 kilometer sekali isi daya.

Namun, Nucleon serupakan wujud produk yang terlalu optimistis ketika itu. Banyak orang yang tak tahu menahu mengenai bahaya atom serta resiko yang ditimbulkan dari bahaya radioaktifnya.

Beberapa sumber bahkan mengklaim bahwa program penelitian mobil nuklir Ford disponsori pemerintah AS.

Tak terealisasi

Ford NucleonHemmings Ford Nucleon

Karena terlalu ambisius, proyek itu akhirnya dibatalkan. Beberapa masyarakat menyadari bahwa energi nuklir dianggap terlalu berbahaya.

Seiring berjalannya waktu, banyak orang yang mulai tak tertarik dengan teknologi nuklir ini.

Ford tak pernah menghasilkan produknya berjalan maksimal, namun Nucleon tetap menjadi ikon pada masa Perang Dingin.

Terlepas dari kelemahan Nucleon, para perancangnya layak mendapatkan apresiasi yang lebih untuk menghadirkan kendaraan yang lebih efisien dalam hal penggunaan bahan bakar.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Sumber Gizmodo
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com