Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Perdagangan Narkoba Ancam Eksistensi Suku Terasing Amazon di Peru

Kompas.com - 30/11/2018, 10:08 WIB
Veronika Yasinta

Penulis

Sumber AFP

LIMA, KOMPAS.com - Masyarakat internasional kembali menyoroti eksistensi suku terasing, usai kasus tewasnya pria Amerika Serikat yang dibunuh suku Sentinel.

Sama seperti suku penghuni pulau Sentinel Utara tersebut, orang Amerindian dari hutan hujan Amazon juga menolak semua kontak dengan dunia luar.

Namun, kehidupan mereka terancam oleh perdagangan narkoba, penebangan hutan ilegal, dan eksploitasi mineral.

Baca juga: Polisi Tak Bisa Sembarangan Ambil Jenazah Pria AS dari Suku Sentinel

Peru, yang setengahnya dihiasi oleh hutan hujan Amazon, menjadi salah satu dari sedikit negara yang tersisa di dunia di mana suku terus hidup dalam otonomi absolut dan jauh dari masyarakat modern.

AFP melaporkan, Amazon Peru merupakan rumah bagi 16 masyarakat asli berjumlah sekitar 4.500 orang, antara lain terdiri dari suku Mashco-piro, Mastanahuas, Murunahuas, Nantis, dan Yoras.

Tiga komunitas lainnya, total sekitar 2.500 orang, terancam oleh situasi "kontak awal" dengan dunia luar.

Mereka semua hidup dalam perlindungan di tiga wilayah di timur Peru, yaitu Ucayali, Madre de Dios, dan Cusc.

Interaksi kelompok tersebut dengan orang asing memang jarang terjadi, tapi terkadang muncul dengan insiden kekerasan seperti yang dialami John Allen Chau di pulau Sentinel Utara, Kepulauan Andaman, India.

Tapi tidak seperti Sentinel Utara, Amazon bukanlah pulau dan ancaman eksternal begitu banyak serta sulit dihindari.

Di wilayah berpenduduk kecil ini, kegiatan ilegal merupakan ancaman terbesar terutama perdagangan narkoba dengan memanfaatkan area hutan yang sulit diakses.

"Pengedar narkoba tidak peduli tentang kawasan lindung, kecuali hanya memperluas perkembunan koka ilegal mereka," ucap kolonel polisi Arquimedes Leon.

"Bagi mereka, itu hutan dan mereka tidak peduli," imbuhnya.

Selain itu, kekayaan alam Amazon juga menarik perhatian berbagai macam kegiatan tambang, termasuk eksploitasi emas, pohon cedar dan mahoni.

Baca juga: Penyintas Suku Amazon Ini Hidup Sendirian di Hutan Selama 22 Tahun

"Orang asing sering menimbulkan kekerasan dan menggusur masyarakat dari habitatnya," tulis Native Federation of Madre de Dios River.

Kegiatan ilegal lainnya yang menyebabkan kerusakan di tanah air suku Indian itu juga termasuk pembangunan jalan untuk mengembangkan wisata di Amazon.

Sementara otoritas Peru belum mengambil tindakan apa pun untuk melindungi komunitas yang terisolasi. Peru terus kehilangan lebih dari 120.000 ha hutan setiap tahunnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Sumber AFP
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com